Atas dasar itu, dia mengaku akan mencari cara lain jika Pemprov DKI tak punya anggaran dan lahan untuk membangun RPTRA di Ibu Kota.
Menurut dia, pemerintah wajib mencari solusi demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Walaupun sudah habis dari segi lahan mau pun anggaran, kami cari sumber-sumber lain yang bisa kami gunakan untuk memenuhi permintaan masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Keterbatasan Lahan Jadi Alasan Pemprov DKI Berhenti Bangun RPTRA 2019
Dia ingin memastikan pembangunan RPTRA di Jakarta tetap berlanjut. Dia berencana menggandeng pihak swasta kembali membangun RPTRA.
"Saya ingin juga melibatkan swasta, pemilik lahan luas juga, karena ini juga tanggung jawab bersama," ucapnya.
Disenangi warga
Keberadaan RPTRA direspons positif sejumlah warga, salah satunya Ningsih (48) yang ditemui di RPTRA Jaka Teratai, Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.
Ningsih menilai, banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan anak-anak di RPTRA. Ia yang tengah mengantarkan anaknya berkompetisi futsal di RPTRA tersebut menilai, keberadaan RPTRA menyediakan tempat bermain yang aman bagi anak.
Oleh karena itu, Ningsih tidak setuju apabila pemerintah tidak lagi membangun RPTRA pada 2019.
Baca juga: Pemprov DKI Stop Bangun RPTRA tetapi Swasta Tetap Boleh Lakukan
Hal senada disampaikan Tatik (62), warga RW 008. Ia bersama ibu-ibu di wilayahnya datang ke RPTRA Jaka Teratai meski jaraknya jauh dari tempat tinggal mereka.
"Menurut saya, idealnya harus ada RPTRA di setiap RW. Satu RPTRA satu RW. Biar jaga anak-anaknya dekat," ucap Tatik.
Baca juga: Pembangunan RPTRA Akan Dihentikan, Sandiaga Ingin Dilanjutkan
Ia juga berpendapat, semakin banyak RPTRA dan kegiatan positif di dalamnya, anak-anak jadi terhindar dari kegiatan negatif, terutama yang berkaitan dengan penggunaan narkoba di kalangan remaja.