Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Komitmen Tetap Bangun Rusunawa yang Terancam Batal, Anggota DPRD DKI Tepuk Tangan

Kompas.com - 29/03/2018, 18:04 WIB
Jessi Carina,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi D DPRD DKI Jakarta bertepuk tangan ketika Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Agustino Darmawan berkomitmen tetap membangun rusunawa yang sebelumnya terancam batal. Agustino mantap menyampaikan itu setelah mendengar dukungan dari para anggota Dewan.

"Setelah tadi komentar para anggota Dewan Komisi D, saya mendapat dukungan. Saya mohon izin Pak Inspektur. Kita akan jalan terus. Saya anggap tidak ada kerugian negara di sini. Jadi mohon supaya ini dibangun," ujar Agustino di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (29/3/2018).

Cerita awalnya, Komisi D memanggil Dinas Perumahan dan Permukiman, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), hingga Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) sore ini. Alasannya, ada anggaran pembangunan tiga rusunawa yang terancam dimatikan tahun ini.

Baca juga : Pembangunan Rusun Pasar Minggu Ditunda

Nilainya mencapai Rp 800 miliar untuk pembangunan tiga rusunawa itu. Tiga rusun yang dimaksud adalah Rusun PIK Pulogadung, Ujung Menteng, dan Karang Anyar.

Agustino mengatakan, pembangunan ketiga rusun itu harus multiyears. Dia bercerita sudah mengajukan usulan program multiyears atau tahun jamak sejak Oktober 2017.

Ilustrasi: Pembangunan rusunawaKOMPAS.com/IKA FITRIANA Ilustrasi: Pembangunan rusunawa
"Tetapi sampai awal 2018 ternyata tidak ada kegiatan yang dianggarkan sebagai multiyears," ujar Agustino.

Dia mendapatkan informasi bahwa pergantian kepala daerah pada 2017 menjadi penyebabnya. Dengan demikian, jika ingin pembangunan tiga rusun itu dilakukan, harus dalam skema single years.

Baca juga : Pedagang Dukung Rencana Pembangunan Rusun di Blok G Tanah Abang

Agustino mengatakan, pembangungan rusun tidak akan bisa selesai dalam waktu satu tahun.

"Kalau belum diskemakan multiyears kan berarti single years. Kalau single years enggak bisa Pak, gagal," kata dia.

Jawaban Bappeda dan Kritikan DPRD DKI

Arif, perwakilan Bappeda yang hadir dalam rapat itu pun menjelaskan alasan usulan Dinas Perumahan tidak bisa masuk program tahun jamak. Arif mengatakan, rapat inventarisasi program tahun jamak sudah dimulai sejak Maret 2017. Namun, Dinas Perumahan baru memasukan usulannya pada Oktober 2017.

"Usulan tiga lokasi tadi sesuai mekanisme kami, Maret 2017 sudah rapat inventarisasi multiyears. Sampai batas waktu yang kami tentukan, tidak ada usulan masuk. Baru masuk 27 Oktober. Secara mekanisme tata kelola, kita engga punya dasar yang kuat (jika memasukan program rusunawa)," ujar Arif.

Baca juga : Pembangunan Rusun Pengadegan Ditargetkan Selesai Pertengahan 2018

Mendengar penjelasan itu, anggota Komisi D langsung mengkritisi para pejabat DKI. Bestari Barus dari Fraksi Partai Nasdem mempertanyakan kenapa Bappeda tidak mengingatkan Dinas Perumahan. Dia melihat tidak ada kerja sama yang baik antara SKPD itu.

"Waktu rapat Banggar pembahasan APBD murni 2018, Anda ada di mana Bappeda? Anda berfungsi sebagai apa? Begitu juga BPKD dan PTSP? Tidakkah Anda lihat ada kebutuhan tertentu dari Dinas?" tanya Bestari.

Jalan keluar

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com