JAKARTA, KOMPAS.com — Dua pria duduk di lantai hall utama Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (26/4/2018) siang, dengan mengenakan kemeja oranye khas rutan Polda Metro Jaya.
Salah satu pria terlihat meluruskan kaki sebelah kanannya. Kaki kanan pria berinisial HR tersebut dibalut perban.
Sebuah tongkat tergeletak di sampingnya untuk membantunya berdiri dan berjalan.
Kaki pria itu ditembak polisi karena mencoba melarikan diri saat hendak diamankan.
Saat itu, HR terus menundukkan kepalanya sambil beberapa kali mengusap kaki sebelah kanannya sambil mengernyitkan dahinya.
Tampaknya ia tengah menahan rasa sakit akibat luka yang masih basah itu.
Baca juga: Pencuri di Perumahan Elite Sewa Mobil Mewah, Sekuriti dan Warga Tertipu
Berbeda dengan HR, pria lainnya berinisial AS tampak lebih segar bugar.
Namun, ia tetap menundukkan kepala sambil menutup wajah dengan tangan kirinya.
Tangan kanan AS tampak menggenggam sebuah tasbih.
Tasbih itu beberapa kali ia urai dan merunut setiap maniknya. Ia juga tampak menggerakkan bibirnya seperti tengah berzikir.
"Kalau sudah ketahuan salah, ya, seperti itu, langsung berusaha kelihatan tobat," ujar seorang petugas.
Spesialis pencuri rumah kosong
Siang itu, polisi hendak merilis kasus yang menjerat keduanya, pencurian rumah mewah dengan modus sewa mobil mewah.
Sebenarnya mereka berdua melancarkan aksinya bersama satu teman lainnya, T.
Namun, T yang merupakan residivis pencuri spesialis rumah kosong tersebut ditembak mati karena mencoba merebut senjata petugas saat hendak diamankan.
Aksi ketiga pria ini terekam kamera pemantau (CCTV), beberapa waktu lalu.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Residivis Pencuri Spesialis Rumah Kosong di Perumahan Elite
Dalam rekaman tersebut terlihat sebuah mobil mewah merek Pajero memasuki kawasan perumahan elite Taman Harapan Indah, Pluit, Jakarta Utara.
"Ketiga pencuri ini sengaja menyewa mobil mewah agar tidak dicurigai ketika masuk ke dalam kawasan perumahan elite. Mereka mencoba mengelabuhi petugas keamanan dan warga sekitar agar disangka sebagai penghuni perumahan elite tersebut," ujar Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indardi, Kamis siang.
Ade menjelaskan, dalam menjalankan aksinya, ketiga pelaku melakukan pemetaan untuk menemukan rumah-rumah elite yang ditinggal pemiliknya.
Biasanya mereka beraksi pada siang hari.
Para pelaku mencoba memasuki rumah dengan mematahkan gembok pagar dengan gunting khusus berukuran besar.
Setelah itu, para pelaku akan mencongkel pintu dan jendela untuk mengambil barang-barang di dalam rumah.
Meski tampak menyesali perbuatannya, HR dan AS tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan hukum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.