Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Isi Rumah yang Produksi 5 Ton Ciu di Pekojan

Kompas.com - 03/05/2018, 15:13 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengamankan lima ton minuman beralkohol jenis ciu di sebuah rumah di Jalan Pekojan 1 Nomor 88, RT 013 RW 005, Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat.

Informasi dari polisi, pemilik usaha berinisial PRW memproduksi ciu sejak 2 tahun lalu, dengan dibantu 4 karyawannya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com dari pihak RT setempat, PRW mengontrak rumah tersebut sejak 2014.

Dari pantauan di lokasi, Kamis (3/5/2018), rumah tersebut berada tepat di pinggir jalan. Rumah bercat krem itu memiliki pagar setinggi 2 meter, yang membuat orang luar sulit untuk melihat ke dalam.

Baca juga : Polisi Amankan 5 Ton Ciu di Sebuah Rumah di Pekojan

Halaman rumah itu cukup luas. Ada 3 unit mobil boks berukuran sedang yang diparkir di halaman tersebut.

Selain jadi tempat parkir, halaman rumah juga dijadikan tempat untuk menyimpan bahan dan alat produksi, serta menyimpan ciu yang sudah dikemas di dalam botol air mineral.

Polisi mengamankan lima ton minuman beralkohol jenis ciu yang diproduksi di salah satu rumah Jalan Pekojan 1, RT 013 RW 05 Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat, Kamis (3/5/2018). KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Polisi mengamankan lima ton minuman beralkohol jenis ciu yang diproduksi di salah satu rumah Jalan Pekojan 1, RT 013 RW 05 Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat, Kamis (3/5/2018).

Lantai 1 rumah digunakan sebagai tempat tinggal keluarga PRW, di mana terdapat kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Ruangan tersebut juga digunakan untuk menyimpan botol dan kardus kosong.

Baca juga : Warga Pekojan Tak Menyangka Ada Rumah yang Produksi Berton-ton Ciu

Di lantai 2, tepatnya di bagian depan, digunakan untuk penyimpanan drum yang berisi bahan olahan pembuatan ciu. Sedangkan di bagian tengah, digunakan untuk proses produksi semisal tempat penyaringan, serta tempat pengemasan ciu ke dalam botol.

Adapun di lantai 2 ini tampak ada puluhan drum berwarna biru berisi ciu. Lanjut ke lantai 3, sebagian besar ruangan di sana juga digunakan sebagai tempat produksi ciu.

Baca juga : 13 Drum Ciu Disita dari Wanita 65 Tahun di Gambir

Ada juga sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan drum kosong. Drum digunakan sebagai wadah untuk fermentasi guna menghasilkan ciu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, PRW tidak memiliki keahlian di bidang farmasi, serta tidak memperhatikan standar keamanan dalam pengolahan pangan menjadi ciu.

"Selain itu, dia memperdagangkan ciu ke konsumen tanpa memiliki izin edar dari BPOM RI," ujar Argo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com