Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Pejalan Kaki dan Pengendara, antara Kurangnya Fasilitas dan Kesadaran

Kompas.com - 01/10/2018, 19:59 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Fasilitas publik disediakan oleh negara untuk kesejahteraan semua warganya. Di jalan raya misalnya, pemerintah membangun jalan beserta segala rambu-rambu yang ada diperuntukkan bagi mereka pengendara kendaraan bermotor yang melintas agar aman dan nyaman dalam berkendara.

Pun dengan trotoar juga fasilitas penyeberangan berupa zebra cross atau pun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang disediakan khusus bagi mereka yang berjalan kaki.

Keduanya diatur sedemikian rupa agar hak dan kewajiban masing-masing dapat berjalan sebagaimana harusnya.

Namun, entah karena egoisme atau kondisi dan situasi seringkali memaksa seseorang untuk melanggar hak orang lain.  Menurut Koalisi Pejalan Kaki, di Ibu Kota hal yang kerap dijadikan alasan pelanggar adalah fasilitas yang tidak memadai.

"Karena ketiadaan penyeberangan, pejalan kaki berhak menyeberang di mana saja. Boleh itu di aturan, di undang-undang lalu lintas ada. Tapi, dengan mengutamakan keselamatannya dan memberi tanda," ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus, saat berbincang dengan Kompas.com akhir pekan lalu (28/9/2018).

Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki Sebut Trotoar Sudirman-Thamrin Belum Ramah Difabel

Pejalan kaki menyeberang tidak pada tempatnya menyebabkan terjadinya kecelakaan atau ketidakteraturan lalu lintas.

Pengendara yang melaju di atas jalur trotoar yang semestinya menjadi ruang aman bagi pejalan kaki, juga menjadi masalah. Apalagi, trotoar di DKI Jakarta banyak yang tidak memadai.

Sisi pejalan kaki

Foto hasil tangkapan layar video yang ditayangkan AFP TV ini memperlihatkan polisi menutup jembatan Westminster menuju ke arah Gedung Parlemen Inggris di London, Selasa (14/8/2018), usai sebuah mobil menabrak sejumlah pejalan kaki. AFP/WILLIAM EDWARDS Foto hasil tangkapan layar video yang ditayangkan AFP TV ini memperlihatkan polisi menutup jembatan Westminster menuju ke arah Gedung Parlemen Inggris di London, Selasa (14/8/2018), usai sebuah mobil menabrak sejumlah pejalan kaki.

Dari sisi pejalan kaki, banyak yang lebih memilih menyeberang di sembarang tempat daripada di penyeberangan yang sudah disiapkan.

Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan mengapa para pejalan kaki ini menyeberang tidak menggunakan JPO, zebra cross atau pelican cross.

Menurut Alfred, bisa karena letaknya yang jauh dan tidak efektif secara waktu, bisa pula karena rendahnya kepedulian mereka terhadap keselamatan diri dan orang lain.

Faktor lain, bisa jadi karena fasilitas yang tersedia tidak mudah untuk diakses oleh semua kalangan.

"Kalau kita rujuk lagi, melihat fasilitasnya sekarang itu ada tapi tidak accesible. Jadi kalau kita bilang pejalan kaki harus dipaksakan melewati itu, yang harus kita tanya bagaimana nenek kita, kakek kita, disabilitas atau ibu hamil, mengakses JPO yang begitu curam," tutur Alfred.

Koalisi Pejalan Kaki menilai, perlu perhatian khusus dari dinas pemerintahan terkait untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas publik di jalan raya ini. Dengan demikian, fasilitas itu aman dan mudah diakses oleh segala kalangan.

Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki Imbau Pemprov DKI Instruksikan Warga Bersihkan Trotoar

Alfred menegaskan, merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan apabila sudah tersedia fasilitas namun pejalan kaki justru menyeberang di tempat yang tidak semestinya digunakan untuk menyeberang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com