Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru yang Dilaporkan Beri Doktrin Anti-Jokowi Tak Bersalah, Nama Baiknya Dipulihkan

Kompas.com - 01/11/2018, 19:38 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala SMAN 87 Jakarta Patra Patiah mengatakan, pihaknya bakal memulihkan nama baik NK, guru agama yang sebelumnya dilaporkan mendoktrin anti-Jokowi.

Langkah ini diambil setelah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta menyatakan NK tidak bersalah.

"Nanti dari instansi terkait akan ada langkah-langkah tersebut (pemulihan). Saya mengikuti yang menjadi aturan dinas sebagai atasan saya," kata Patra kepada Kompas.com, Kamis (1/11/2018).

Patra mengaku baru mengetahui putusan itu. Ia juga mengatakan bahwa NK saat ini masih berstatus nonaktif.

Ia masih memenuhi panggilan dalam rangka penyelesaian kasusnya. Soal pengembalian status NK, Patra mengaku masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan.

"Tiap hari beliau masih menghadiri undangan keluar dalam rangka penyelesaian kasus tersebut," ujar Patra.

Baca juga: Bawaslu Putuskan Guru SMAN 87 yang Dilaporkan Doktrin Anti-Jokowi Tak Bersalah

Adapun Komisoner Bawaslu DKI Jakarta Puadi mengatakan, pihaknya sudah mengumumkan putusan itu.

Putusan bernomor 001/TM/PL/Prov/12.00/X/2018 mengatakan penyelidikan dihentukan karena tidak memenuhi tindak pidana pemilu.

"Karena tidak terbukti, statusnya tidak dinaikkan ke tahap penyidikan," kata Puadi.

Ia pun meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta membuka laporan yang diumumkan terbuka di situs Bawaslu DKI sebagai tindak lanjut pengembalian NK.

Kasus ini bermula dari keluhan seorang orangtua murid yang viral di media sosial.

Orangtua itu melaporkan bahwa anaknya dan siswa SMAN 87 lainnya dikumpulkan NK di masjid dan dipertontonkan video gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Baca juga: Bawaslu Telusuri Keaslian Rekaman Dugaan Doktrin Anti-Jokowi Guru SMAN 87

NK dituduh menyebut Jokowi yang mengakibatkan banyaknya korban bencana itu.

Saat dimintai keterangan Kepala Sekolah, NK tak mengakui laporan itu.

Pada 11 Oktober 2018 lalu, puluhan siswa berunjuk rasa membela NK. Mereka meminta nama baik NK dipulihkan jika tak terbukti bersalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com