"(Kartu Pekerja) sekaligus sebagai member JakGrosir," kata Saefullah.
Kemudian, Pemprov DKI juga menyiapkan subsidi enam produk pangan setiap bulan bagi buruh yang memiliki Kartu Pekerja.
Enam produk pangan itu yakni daging sapi beku, daging ayam beku, telur ayam, beras, ikan kembung beku, dan susu UHT.
Baca juga: KSPI Minta Pemprov DKI Survei Ulang soal Kartu Pekerja
Namun, susu disubsidi hanya untuk pemilik KJP Plus.
Anak-anak buruh yang mendapatkan KJP Plus bisa membeli susu bersubsidi itu setiap bulan.
Setelah disubsidi, harga daging sapi beku Rp Rp 35.000 per kilogram, daging ayam beku Rp 8.000 per ekor (1 kilogram), telur ayam Rp 10.000 per 15 butir (1 kilogram), beras premium Rp 30.000 per 5 kilogram, ikan kembung beku Rp 13.000 per 1 kilogram, dan susu UHT Rp 30.000 per 24 pak.
Baca juga: Mengingat Kembali Awal Munculnya Kartu Pekerja DKI, Kompensasi Bagi Buruh yang Tak Puas...
Produk pangan murah setiap bulannya akan dijual di koperasi serikat pekerja, 96 titik Pasar Jaya, 110 titik ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA), 18 titik rumah susun, dan 2 toko daging milik PD Dharma Jaya.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak UMP DKI Jakarta yang baru ditetapkan Rp 3,9 juta.
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, upah ini terlalu kecil untuk hidup di Jakarta. Ia menjabarkan kebutuhan buruh dalam sebulan.
Untuk makan tiga kali sehari, membutuhkan Rp 45.000, maka dalam 30 hari totalnya Rp 1,35 juta.
Baca juga: UMP 2019 di Jatim Ditetapkan Rp 1,63 Juta
"Dari tiga item tersebut, sudah menghabiskan anggaran Rp 3.150.000. Ini adalah biaya tetap yang tidak bisa diutak-atik," ujar Said.
Said mengatakan, setelah dikurangi kebutuhan di atas, sisa UMP 2019 adalah Rp 790.972. Jumlah itu dinilai tidak cukup untuk membeli pulsa, baju, jajan anak, biaya pendidikan, dan lainnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Tetapkan UMP Jawa Tengah Rp 1,6 Juta
Said mengakui hasil survei pasar mengenai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang disepakati Dewan Pengupahan DKI Jakarta yang terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha, dan pekerja telah menghasilkan angka Rp 3,9 juta.
Namun, angka Rp 3,9 juta ini hanya memasukkan unsur inflansi dan itu saja dinilai Said tidak cukup.