JAKARTA, KOMPAS.com - Transportasi moda raya terpadu (MRT) yang rampung pada tahun 2019, menghidupkan kembali perekonomian berbagai jenis usaha di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Kawasan Fatmawati, terutama di Jalan RS Fatmawati Raya merupakan salah satu ruas jalan utama di Jakarta Selatan.
Di sana juga terdapat rumah sakit besar yang amat tenar bernama Rumah Sakit Fatmawati.
Nama Fatmawati muncul ketika Fatmawati Soekarno yang saat itu sebagai Ibu Negara Republik Indonesia memberi gagasan untuk mendirikan sebuah rumah sakit khusus tuberkulosis bagi anak-anak.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI, 12 April 1961, fungsi rumah sakit berubah menjadi rumah sakit umum.
Pada tanggal 23 Mei 1967 Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu, meresmikan perubahan nama RSU Ibu Soekarno menjadi RS Fatmawati sekaligus pemberian nama Jalan RS Fatmawati Raya.
Sejak dahulu, daerah ini juga terkenal dengan rentetan pertokoan dan kulinernya yang beragam juga legendaris. Menjadikannya salah satu pusat niaga sibuk di Jakarta Selatan.
Namun, sebelum proyek MRT rampung, pembangunan tersebut membuat perekonomian kawasan Fatmawati lumpuh.
Langit Fatmawati kala itu keruh, mata terasa buram cokelat keabu-abuan akibat embusan tanah dan pasir yang terus mengepul dari proyek pembangunan bercampur asap knalpot kendaraan yang berdesakan.
Sinar matahari sangat terasa seperti di atas kepala akibat gersangnya daerah itu, aspal jalan kawasan Fatmawati pun bergelombang, ditambah penyempitan jalan karena dipagari pembatas proyek.
Adanya proyek tersebut membuat kawasan ini selalu macet, hampir tidak ada lagi ruang berhenti untuk mampir ke toko sekitar sehingga tidak sedikit toko-toko di sana gulung tikar.
"Wah, dahulu ini semua toko-toko tutup dipasangi tulisan besar-besar 'disewakan' ada yang 'dijual', ya, habis bagaimana, ya, kondisinya semrawut," kata Firman, warga Fatmawati yang telah tinggal di sana selama 36 tahun, Kamis (4/7), seperti dikutip Antara.
Pemerintah setempat pada tahun 2015 juga sempat melakukan pembongkaran toko-toko di area itu untuk membangun tiang-tiang besar setinggi kisaran 23 meter.
Tiang jalur MRT tersebut yang saat ini membentang dari wilayah Lebak Bulus hingga kawasan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan.
Proyek MRT rampung