Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Evi tentang Detik-detik Anaknya Ditangkap sebagai Perusuh 22 Mei

Kompas.com - 05/08/2019, 22:18 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

"Saya sudah bilang, tadi saya sudah ke Polda terus dikasih tahu anaknya ada di Resmob. Akhirnya saya balik lagi ke Resmob dan saat itu alhamdulilah saya ketemu dengan anak saya, langsung saya peluk," katanya sambil menunduk.

Evi kaget dan haru melihat keadaan anaknya kala itu layaknya seorang tahanan dengan sejumlah luka di tubuhnya.

Evi tak berhenti menangis. Ia tidak menyangka anaknya berada di barisan perusuh 22 Mei kala itu.

Baca juga: Hakim Terima Permohonan Diversi 5 dari 10 Anak yang Ditangkap Saat Kerusuhan 22 Mei

Setelah itu pun ia meminta anaknya bercerita menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi. Menurut pengakuan anaknya, F kala itu sedang duduk di pinggiran hotel dekat Bawaslu.

"Karena dia merasa gas air matanya mengganggu akhirnya dia duduk di pinggir hotel itu dan pas saat duduk itulah kemudian dia diciduk," ucap Evi.

Evi mengatakan, sebelum dibawa ke Polda anaknya itu sempat dibawa ke dalam Bawaslu.

Menurut pengakuan F, ia dipukuli dan dikeroyok aparat saat itu hingga terdapat luka bekas pecutan di punggung.

"Bahkan beberapa hari tak bisa jalan kakinya tidak bisa ditekuk. Iya ditonjok sama aparat dipaksa buat ngaku padahal enggak," ucapnya.

Ibu sekaligus guru Al Quran di salah satu SMK swasta di Tanah Abang mengaku, saat itu F bercerita sambil nangis.

"Iya sambil nangis pastilah malah harusnya besoknya dia PKL (praktik kerja lapangan) tapi alhamdililah pihak sekolah maklumin," katanya.

Namun, keputusan hakim atas diversi anaknya hari ini membuat Evi sangat gembira.

Sebab ia bisa berkumpul lagi dengan anaknya yang lengkap.

"Saya senang banget, saya gembira sekali anak itu telah kembali ke sekolah dan pastinya selama ini dia merasa kangen sekali dengan teman-temannya," ucapnya.

Ia mengatakan, tak akan menuntut pihak kepolisian meski anaknya diperlakukan tidak baik.

Dari peristiwa ini, ia berharap anaknya dapat belajar lebih baik lagi.

"Tidak, insya Allah (tidak menunut pihak kepolisian) biar saja itu menjadi pelajaran buat dia (anaknya) agar tidak lagi terulang. Udah itu aja," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com