Pengendara andalkan Google Maps
Adapun sebagian besar pelanggar ternyata masih mengandalkan Google Maps sebagai penunjuk jalan.
Padahal, dalam aplikasi itu tidak ada penunjuk jalan yang sedang diterapkan ganjil genap.
Baca juga: Polisi: Banyak Pelanggar Ganjil Genap Andalkan Google Maps
"Kebanyakan dia juga berpatokan sama Google juga. Tapi di situ juga tidak dijelaskan dalam Google bahwa jalur-jalur yang dia lalui merupakan perluasan ganjil genap itu sendiri," kata Kanit Lantas Polsek Matraman AKP Dwi Hari Setianto di lokasi, Senin.
Pendapatan penjual pelat nomor meningkat
Di sisi lain, penerapan perluasan sistem ganjil genap membawa banyak rezeki bagi penjual pelat nomor kendaraan.
Teguh, salah seorang penjual pelat nomor di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, mengatakan, sejak sosialisasi hingga pemberlakuan sistem ganjil genap, pendapatannya naik 50 persen.
"Biasanya sebulan cuma dapat Rp 2 jutaan, kadang sehari enggak ada yang pesan, kadang ada satu atau dua. Tapi sudah satu bulan terakhir ini pas mau ganjil genap aja ya naik lah omzet 50 persen. Bisa lima orang sehari yang pesan," kata Teguh kepada Kompas.com, Senin.
Baca juga: Perluasan Sistem Ganjil Genap, Pendapatan Penjual Pelat Nomor Naik 50 Persen
Teguh menambahkan, biasanya dalam sehari tak menentu jumlah pemesannya. Namun, sejak perluasan ganjil genap, hampir lima pesanan didapatkannya dalam sehari, mulai dari harga Rp 100 ribu hingga Rp 180 ribu per pasangnya.
"Kalau yang harga Rp 180 ribu, bisa ditunggu paling lama dua jam. Saya kesampingkan dulu pengerjaan yang harganya Rp 100 ribuan," ujar Teguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.