Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayar Uang Sekolah, Alasan Perampok Bercelurit di Bekasi Satroni Tempat Cuci Steam

Kompas.com - 15/10/2019, 13:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Dua remaja berinisial NA dan JF mengaku merampas ponsel milik pegawai tempat cuci steam di Pondok Melati, Bekasi, Senin (7/10/2019) lalu karena kesulitan ekonomi.

Hal itu disampaikan salah satu tersangka, NA, dalam jumpa pers di Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa (15/10/2019).

"Orangtua enggak kerja, pak," kata NA, ketika ditanya soal motivasinya merampok dengan menggunakan celurit.

Sementara itu, JF yang masih duduk di bangki SMP mengaku tak mampu membayar uang sekolah, sehingga melancarkan aksinya.

"Sama, enggak bisa bayar sekolah, (karena kesulitan) ekonomi, pak. Enggak ada yang ajak, enggak ada yang nyuruh," ujar JF dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Tiga Perampok Bercelurit di Bekasi Ditangkap, Dua Pelaku Masih di Bawah Umur

Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Arman juga mengungkapkan hal senada kepada wartawan.

"Tentunya (motif) ekonomi, karena sesudah dia mendapatkan HP (rampasan), dia jual dan mendapatkan uang," kata Arman.

Dalam keterangan polisi, dua ponsel rampasan milik pegawai cuci steam bermerek Xiaomi dan Samsung itu sempat dijual secara daring dengan nilai total Rp 1,2 juta.

Uang itu kemudian dibagi ke empat orang tersangka, di mana JF dan NA yang dalam aksi perampokan itu bertindak sebagai eksekutor memperoleh Rp 400.000 dan Rp 200.000.

"Saat ini kami belum lihat mana yang menyuruh, atau enggak ada yang menyuruh," ujar Arman.

"Sasarannya memang tempat korban yang sangat mudah dijadikan target. Saat pelaku melihat pintu terbuka dan keadaan sepi, pelaku yang sudah termotivasi dengan mudah memasuki tempat yang tidak ada pengamanannya," ia menjelaskan.

Baca juga: Polisi: Perampok Bercelurit di Tempat Cuci Steam di Bekasi Hanya 4 Orang, Seorang Masih Diburu

Sebelumnya, aksi perampokan bercelurit yang terjadi pada Senin (7/10/2019) dini hari di Pondok Melati tersebar di media sosial.

Dalam rekaman kamera pengintai, seorang pria penjaga yang tengah tertidur di bangku panjang sontak terbangun dan masuk ke dapur. Pria yang kemudian diketahui bernama Ahmad Riyadi (30) itu lalu keluar lagi dan mengacungkan celurit pula ke arah komplotan tersebut.

Tak ayal, antara penjaga dan rampok yang sama-sama bercelurit itu saling berhadapan dan coba menyerang satu sama lain. Komplotan rampok akhirnya kocar-kacir dan melarikan diri, namun berhasil merampas dua ponsel milik pegawai.

Polisi kemudian meringkus 3 dari 4 orang pelaku di tempat tinggalnya di kawasan Cipayung dan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (14/10/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com