Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Komaruddin Rachmat Taklukkan Stroke

Kompas.com - 25/10/2019, 07:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tujuh tahun lalu, tepatnya sebelum 16 September 2012, Komaruddin Rachmat merasa fisiknya bugar. Saat itu ia berusia 58 tahun. 

Ia pun tak punya niat untuk melakoni aksi jalan kaki dari Bandung ke Jakarta sebagaimana yang direncanakan akan dilakukan Jumat (25/10/2019) ini hingga Selasa pekan depan.

Rencana aksi jalan kaki selama empat hari itu justru dipantik gara-gara kakek satu cucu tersebut jatuh sakit pada 16 September 2012. Ia terserang stroke.

"Saya terserang stroke tgl 16 September 2012, dirawat di RS Harum Kalimalang, Jakarta Timur. Diagnosis ketika itu adalah stroke hemorrhagic atau pecah pembuluh darah otak," ujar Komaruddin kepada awak media di salah satu kantin di Bekasi, Kamis (24/10/2019).

Baca juga: Komaruddin Rachmat, Penyintas Stroke asal Bekasi Akan Jalan Kaki Bandung-Jakarta

Stroke melumpuhkan separuh tubuh Komaruddin. Sembilan hari terkulai di rumah sakit, sisa-sisa stroke itu masih terasa kuat kala ia pulang ke rumah.

"Kaki dan tangan bagian kiri mati rasa, dicubit dan dibakar tidak terasa. Kaki seperti kesemutan ekstrem, sulit dijejakkan ke lantai. Bahu kiri miring ekstrem, dengan tangan terkulai lemah tak bertenaga, jari-jari tangan menggenggam tidak bisa dibuka. Syaraf tangan dan kaki error tidak bisa memegang benda yang saya inginkan, kaki tidak bisa menggunakan sandal jepit secara otomatis," ungkap Komaruddin.

Sepulang dari rumah sakit, pria yang mengaku sebagai staf ahli di PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi itu mesti rutin berobat selama 3 bulan. Tak pelak, kantongnya cekak.

"Karena alasan keuangan, saya pindah ke RS Persahabatan Rawamangun, Jakarta Timur, dengan menggunakan fasilitas askes istri saya," kata dia.

Di sana, ia terus mengecek kesehatannya ke poli syaraf. Komaruddin juga mengikuti pengobatan akupuntur dan medis serta bergabung dengan rekan-rekan sesama penyintas stroke untuk senam tiap Selasa pagi.

Berjuang pulih

Komaruddin menghabiskan waktu enam bulan sepulang dari rumah sakit untuk coba mengembalikan kesehatannya. Menurut dia, periode itu merupakan periode emas dalam usahanya kembali pulih.

"Di periode itu, saya tidak lepas obat dokter, berjalan kaki dan berjalan sejauh yang saya bisa, membeli dan membaca buku-buku kesehatan, nguping pembicaraan para dokter, mencari orang-orang yang sembuh stroke untuk mencari kiat-kiat," ia berkisah.

Ilustrasi strokeShutterstock Ilustrasi stroke

"Saya sebetulnya enam bulan itu sudah bisa berjalan tapi masih berat. Karena tangan kita, kaki-kaki kita masih lemas, tangan kita harus kita pukul-pukul, kaki kita harus kita tendang-tendang, leher harus kita putar-putar, nonton TV sambil buka-tutup tangan dan segala macam," tambahnya.

Dari semua aktivitas selama 6 bulan itu, Komaruddin mengeklaim menemukan kesimpulan hingga menjadi "dokter pribadi" bagi tubuhnya sendiri.

Baca juga: Penyintas Stroke Asal Bekasi Siapkan Dana Rp 25 Juta untuk Jalan Kaki Bandung-Jakarta

"Ternyata orang-orang yang sembuh stroke itu orang-orang yang semangatnya tinggi, bukan orang yang manja, orang yang mau berlatih, orang yang mau bertarung gitu," kata dia.

Tekad keras Komaruddin untuk kembali sembuh ia terjemahkan dalam rupa latihan dan disiplin merawat fisik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com