Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2019, 19:59 WIB
Audia Natasha Putri,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Setu Sawangan merupakan salah satu pesona alam yang dimiliki Kota Depok, Jawa Barat. Setu Sawangan menjadi favorit masyarakat untuk sekadar menikmati alam, menghasbiskan waktu, ataupun menghilangkan penat.

Setu Sawangan juga menjadi tempat memancing favorit masyarakat karena setu tersebut masih belum tercemar oleh limbah lingkungan. Adapun setu ini dihuni oleh spesies ikan air tawar seperti, ikan mas, ikan mujair, dan ikan lele.

Namun, adalah tumbuhan apu kayu dadap (azolla pinnata) yang membuat setu ini berbeda dengan setu lainnya. Tumbuhan apu berwarna kuning hijau ini menutupi permukaan air setu seluas 27 hektar.

Tanaman ini tumbuh selama musim panas karena air di Setu Sawangan tidak mengalir ke kali.

Satgas (Satuan Petugas) Pemerintah Kota Depok sudah melakukan pembersihan dengan menggunakan 11 alat berat selama 2 bulan. 

Baca juga: Menikmati Sore di Setu Sawangan, Depok yang Diselimuti Azolla Pinnata...

Bang Gedo, pengurus Setu Sawangan mengatakan bahwa tumbuhnya tanaman apu memenuhi area Setu Sawangan merupakan hal wajar, apalagi ketika musim panas.

"Wajar kalau apu suka tumbuh di sini kalau musim kemarau. Nanti biasanya hilang kalau pas musim hujan," ujar Bang Gedo.

Bang Gedo menuturkan Pemerintah Kota Deok berupaya melakukan pembersihan 5 tahun sekali. Sedangkan pembersihan apu dilakukan oleh masyarakat sekitar hanya saat pada kerja bakti saja pada hari Minggu.

"Warga gotong-royong untuk bersihin setu pada saat kerja bakti aja setiap minggu," tambah dia.

Dia menyebutukan Pemerintah Kota Depok memang sudah memilki rencana untuk melakukan normalisasi dan pembersihan Setu Sawangan.

Baca juga: Warga Sekitar Setu Sawangan Manfaatkan Paku Air sebagai Pupuk

 

"Pemerintah sudah ada rencana bersihin serta penataan ulang. Makanya warung sama saung di sini mau digusur karena mau dibangun jogging track. Makanya sudah enggak boleh dagang lagi," ucap dia.

Lantaran melimpahnya tanaman apu di Setu Sawang, warga pun memanfaatkan tanaman paku-pakuan itu sebagai bahan membuat pupuk. Dengan mencampurkan abu, TS, dan urea, dan apu, warga dapat membuat pupuk sendiri secara manual.

Setelah tercampur, lalu warga menaruh pupuk apu itu di sebuah wadah dan didiamkan 2 minggu.

"Warga biasa manfaatkan apu untuk buat pupuk. Biasanya perorangan yang buat karena untuk pribadi dan agar tanaman subur, bukan untuk dijual," ujar Bang Gedo.

Warga belum ada rencanan menjadikan pupuk apu ini sebagai lahan bisnis.

Baca juga: Setu Sawangan akan Dinormalisasi, Pedagang Pasrah Warungnya Digusur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

"Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

Megapolitan
Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

Megapolitan
Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Pengedar Titipkan Narkoba ke Tahanan yang Lagi Sidang di PN Depok

Megapolitan
Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com