Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Akan Periksa RSUD Kota Bekasi yang Disebut Tolak Layanan Kartu Sehat

Kompas.com - 16/12/2019, 14:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi mengklaim bakal memeriksa RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi yang disebut menolak layanan Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK).

Sebagai informasi, program KS-NIK memang tengah jadi polemik dan akan ditangguhkan sementara untuk dievaluasi lalu disusun skema ulang pada 2020.

"Kalau memang dipersulit, kita akan sidak rumah sakitnya. Tidak boleh ada warga Kota Bekasi dipersulit (menggunakan KS-NIK), kalau memang dia warga Kota Bekasi," seru Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Arif Rahman saat menemui para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Pejuang Kartu Sehat Kota Bekasi, Senin (16/12/2019).

Para pengunjuk rasa ini sebelumnya meminta Dewan menerapkan langkah konkret untuk mengatasi polemik KS-NIK yang merugikan warga.

Salah satu kerugiannya, ada beberapa warga yang ditolak rumah sakit ketika hendak menggunakan KS-NIK.

Baca juga: DPRD Kota Bekasi Pastikan Layanan Kartu Sehat Masih Berlaku hingga Akhir 2019

"Hari ini banyak masyarakat Kota Bekasi yang masih di rumah sakit, menggunakan KS-NIK dan mereka bingung menggunakan anggaran apa," ujar Mahfuddin Latief, koordinator unjuk rasa, kepada wartawan, Senin.

"Sedangkan banyak penolakan-penolakan yang mengakibatkan keluarnya anggaran pribadi masyarakat. Ada beberapa rumah sakit hasil observasi kita, meminta bayaran kepada masyarakat khususnya IGD. Salah satunya RSUD (Kota Bekasi)," lanjut dia.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Sardi Effendi menyatakan bakal menjadikan masalah ini sebagai agenda rapat jajarannya dengan RSUD Kota Bekasi, Rabu (18/12/2019).

"Apakah memang betul, langsung dilayani atau bayar, itu yang akan kita klarifikasi dengan Direktur RSUD pada hari Rabu besok," ujar Sardi kepada wartawan, Senin.

Namun, ia enggan menjamin bahwa RSUD Kota Bekasi bakal dikenai sanksi apabila peristiwa pungutan itu benar terjadi.

Baca juga: Puluhan Perempuan Demo DPRD Kota Bekasi, Minta Program Kartu Sehat Dilanjutkan

Ia hanya meminta agar warga mengadukan ke dewan apabila merasa tindakan RSUD Kota Bekasi melanggar peraturan.

"Sanksinya seperti apa, kan kita belum kroscek ke RSUD. Kan memang sebetulnya RSUD sudah overload," tutup Sardi.

Sebelumnya diberitakan, program KS-NIK Kota Bekasi tengah menjadi polemik karena Presiden RI Joko Widodo meneken Peraturan Presiden agar program jaminan kesehatan daerah, termasuk KS-NIK, harus diintegrasikan ke dalam BPJS Kesehatan.

Pemerintah Kota Bekasi berseberangan pendapat dengan kebijakan pemerintah pusat tersebut. Ada rencana, program KS-NIK ditangguhkan sementara untuk dievaluasi, sekaligus disusun skema barunya supaya tidak berbenturan dengan BPJS Kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com