Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 5 Hari, Volume Sampah Banjir di Bekasi Naik Hampir 100 Persen

Kompas.com - 07/01/2020, 20:21 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Volume timbunan sampah pascabanjir di Kota Bekasi terus meningkat sejak banjir merendam sekitar 70 persen wilayah kota tersebut pada Rabu (1/1/2020).

Pos Timbang TPA Sumur Batu, lokasi pembuangan akhir Kota Bekasi mencatat, volume timbunan sampah yang berakhir di TPA itu meningkat hampir dua kali lipat dalam 5 hari ke belakang.

Berdasarkan data Pos Timbang TPA Sumur Batu yang diterima Kompas.com pada Selasa (7/1/2020) sore, volume sampah pada Senin (6/1/2020) hampir mencapai dua kali lipat volume sampah pada hari pertama selepas banjir, Kamis (2/1/2020).

Kamis lalu, volume sampai berkisar 605 ton dan diangkut oleh 128 truk sampah. Senin kemarin, volume tembus 1.110 ton, diangkut oleh 223 truk sampah.

Baca juga: Pascabanjir, Truk Sampah Bekasi Antre Panjang di TPA Sumur Batu

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana menaksir, total timbunan sampah bekas banjir yang bakal berakhir di TPA Sumur Batu bakal mencapai belasan ribu ton.

Jumlah ini diperoleh dengan asumsi, setiap hari truk sampah Pemkot Bekasi plus 65 truk sewaan sanggup mengangkut 1.500 ton sampah sehari.

Apalagi, mulai hari ini, Pemerintah Kota Bekasi resmi mengoperasikan 65 truk sampah tambahan hasil sewa.

Yayan menyebutkan, pengangkutan sampah banjir yang mayoritas menumpuk di perumahan warga difokuskan di titik-titik yang dilanda banjir paling parah, seperti wilayah Jatiasih.

"Kondisi banjir ini merata di semua wilayah, artinya kita tetep konsentrasi juga di setiap wilayah. Tetapi prioritas adalah yang benar-benar terparah," ujar Yayan, Senin.

Jika menurut hitung-hitungan matematis, selama 12 hari masa tanggap darurat bencana terhitung sejak Kamis (2/1/2020) hingga Selasa (14/1/2020), berarti ada 18.000 ton sampah imbas banjir di Kota Bekasi.

"Mungkin bisa 10 ribu ton lebih. Ini saja masih ada yang belum tertangani kok," tutup Yayan.

Truk sampah yang dikerahkan itu akan mempercepat pengangkutan sampah dari perumahan warga.

Baca juga: Bekasi Kekurangan Alat Berat untuk Kelola Sampah Banjir di TPA Sumur Batu

"Truknya (hasil sewa) sudah dapat 65, punya kita ada 200-an, itu juga sudah termasuk bantuan DKI," ujar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi kepada awak media, Senin.

Tak pelak, keadaan ini membuat volume sampah di TPA Sumur Batu membeludak. TPA ini sudah nyaris overkapasitas dan kini dipaksa menampung timbunan sampah bekas banjir.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di TPA Sumur Batu sejak Selasa siang hingga sore, setiap truk sampah butuh waktu lebih dari 30 menit untuk antre membuang sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com