Jika biasanya sebuah tempat yang dijadikan situs cagar budaya ditetapkan berdasarkan usia dan keaslian bangunannya, berbeda dengan kelenteng Pan Kho Bio.
Bram menjelaskan, kelenteng ini tidak dapat dilihat dari wujud bangunannya.
“Bukan karena bangunannya, tetapi karena warisan sejarah purbakala dari zaman Megalithikum,” ujar Bram.
Hal itu karena terdapat batu besar yang sudah ada sejak zaman Megalithikum yang terletak di aula utama Pan Kho Bio.
Baca juga: Sejarah Monas, Lahir dari Ide Warga Biasa dan Dikerjakan Pekerja Jepang
“Ketika kerajaan Pajajaran berdiri, batu ini menjadi monolit, yaitu batu tunggal yang menjadi tanda bahwa kerajaan itu berdiri,” tambah Bram.
Klenteng Pan Kho Bio atau Vihara Maha Brahma pernah mengalami renovasi total pada tahun 1984 dan direnovasi lagi pada tahun 2008.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.