Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pemilik Warkop di Tengah Pandemi Covid-19, Tetap Jualan meski Sepi Pembeli

Kompas.com - 31/03/2020, 11:15 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga Senin (30/3/2020), jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia, yakni 1.414 orang.

Jumlah itu terus melonjak sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama pada 2 Maret 2020 lalu.

Pemerintah kemudian menerapkan sejumlah kebijakan dan memberikan himbauan untuk mencegah penularan Covid-19.

Salah satunya ialah himbauan kepada perkantoran untuk memperkerjakan para karyawannya di rumah atau work from home (WFH).

Baca juga: UPDATE: 727 Pasien Positif Covid-19 di Jakarta, Tersebar di 168 Kelurahan

Sejumlah pemerintah daerah juga menerapkan kebijakan para Aparatur Sipil Negara untuk kerja di rumah.

Kebijakan work from home itu berdampak buruk pada perekonomian para pengusaha makanan atau sejenisnya. Salah satunya, ialah usaha warung kopi (Warkop).

Warung kopi sederhana yang kerap dijadikan tempat nongkrong warga ikut terdampak akibat kebijakan WFH.

Jimi, pria asal Kuningan sekaligus pemilik warung kopi di kawasan Bekasi Jaya, Kota Bekasi mengaku omzet per harinya turun drastis pascakebijakan WFH.

"Omzet pendapatan turun drastis bisa 80 persen lah turun. Sepi banget yang beli, paling satu hari tidak lebih dari 10 orang yang beli," kata Jimi di lokasi, Selasa (31/3/2020).

Baca juga: Anies Diminta Jamin Hidup Kelompok Miskin, APD Tenaga Medis, hingga Stok Pangan Sebelum Lockdown Jakarta

Dia menjelaskan, jika pada hari normal dirinya mampu meraup omzet hingga Rp 500.000 per hari, kini dia hanya mampu mendapat sekitar Rp 100.000 per harinya.

"Ini sudah berlangsung dua minggu lah. Sepi banget, jalanan sepi, yang ngopi juga sepi," ujar Jimi.

Penurunan omzet secara drastis itu membuat dirinya tidak dapat membeli stok barang-barang yang habis.

Pendapatan hariannya kini hanya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokoknya sehari-hari. Meski warungnya sepi pembeli, dia tidak berniat untuk menutup usahanya.

Baca juga: Jerat Pidana bagi Penyebar Hoaks Covid-19...

"Ya jadi tidak balik modal, itu saya ada stok yang habis kayak telur buat mie kan habis, saya tidak bisa beli. Penghasilan cuma segini ya cuma cukup buat makan sehari-hari, tidak cukup untuk modal," ujar Jimi.

Jimi berharap, pandemi Covid-19 di Indonesia segera berakhir dan aktifitas masyarakat Indonesia bisa kembali normal.

Sehingga para penikmat kopi tidak khawatir lagi untuk sekadar menikmati kopi dan bercengkerama di warung kopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com