Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ojek Online Beralih Jadi Pembuat Masker karena Pandemi Covid-19

Kompas.com - 11/04/2020, 15:03 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 di Indonesia, banyak masyarakat yang terdampak dari sisi ekonomi.

Apalagi semenjak adanya imbauan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk tinggal di rumah menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik).

Penghasilan pekerja harian, termasuk ojek online, dari hari ke hari menurun drastis.

Hal ini juga dialami Erlangga, salah satu ojek online asal Cibinong, Jawa Barat. 

Demi dapurnya tetap ngebul, Erlangga beralih menjadi pembuat masker.

Baca juga: Tidak Pakai Masker di Dalam Mobil Saat PSBB Bisa Dipidana

Bapak enam anak ini mencoba banting stir memproduksi masker sejak pertengahan Maret 2020.

“Belum lama sih, pertengah Maret lah. Tadinya saya Go-Jek. Tapi tahu sendiri makin hari makin sepi, enggak ada yang order,” ucap Erlangga saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Semenjak pandemi Covid-19, Erlangga bercerita, hanya mendapat uang Rp 70.000 dari hasil ojek online.

Bahkan, lambat laun penghasilan itu berkurang hingga tak ada lagi yang memesan.

Mulanya, ia hanya bisa meratapi nasib dan terus berpikir apa yang harus dilakukan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhannya.

Beralih ke Go-Food atau pengantar makanan pun tak cukup menutup kebutuhan sehari-harinya.

Akhirnya, ia pun memutuskan untuk sementara beralih ke pembuat masker mengingat saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan masker.

Berbekal mesin jahit dari adiknya, laki-laki usia 38 tahun ini pun mulai menekuni usahanya membuat masker.

Meski sudah lama tak memegang mesin jahit, ia pun bertekad mulai belajar dari awal hingga akhirnya ilmu jahit yang didapat dari ibunya itu pun kembali bisa diterapkannya.

“Yang penting jalan aja dulu (usahanya). Kalau perutkan enggak bisa ditunda. Yang penting ada dulu buat makan, buat hari hari. Soalnya udah bener sama sekali enggak ada (pemasukan),” kata Erlangga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com