Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Depok Diharapkan Siapkan 10 Laboratorium Tes Covid-19

Kompas.com - 23/04/2020, 19:24 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok Alif Noeriyanto berharap pemerintah menyiapkan 10 laboratorium tes Covid-19 di Kota Depok.

Hal ini krusial, mengingat jumlah tes Covid-19 yang harus dilakukan setiap hari kian banyak, seiring meluasnya pandemi.

Sejauh ini, hanya ada Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) satu-satunya instansi di Depok yang sanggup melakukan pemeriksaan Covid-19 dengan metode PCR (polymerase chain reaction).

Baca juga: RSUD Depok Miliki Mesin PCR untuk Tes Covid-19 Awal Mei

Rumah Sakit Bhayangkara/Brimob Polri di Kelapa Dua kabarnya tengah bersiap untuk dapat melakukan tes Covid-19 juga, namun tetap saja tak sebanding dengan jumlah sampel yang harus diuji per hari, kata Alif.

"Idealnya, sebetulnya bukan hanya dua (RSUI dan RS Brimob). Menurut saya malah harusnya 10, terdiri dari rumah sakit, laboratorium, dan puskesmas untuk melakukan tes PCR," jelas dia kepada Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

"Dengan 10 laboratorium itu, kita bisa cepat untuk melakukan screening massal (suspect Covid-19)," Alif menambahkan.

Penambahan jumlah laboratorium multak dilakukan pemerintah karena pemerintah enggan melakukan kebijakan lockdown.

Baca juga: Kapasitas Tes Covid-19 Rendah, IDI Depok Harap Pemerintah Izinkan RS Swasta Beli Mesin PCR

Alif mencontohkan langkah yang ditempuh berbagai negara yang berhasil meredam persebaran kasus Covid-19, seperti Jepang dan Korea Selatan.

Kedua negara sempat melakukan tes Covid-19 besar-besaran sewaktu belum mengambil kebijakan lockdown.

"Ketika tidak mau lockdown, seperti Jepang, Korea, yang awalnya tidak mau lockdown, mereka melakukan screening massal hingga akhirnya kasusnya menurun," ungkap Alif.

Sementara itu, di Indonesia termasuk Depok, screening massal yang dilakukan berkutat pada penggunaan metode rapid test yang akurasinya hanya 30 persen.

Hasil rapid test, ujung-ujungnya harus divalidasi ulang menggunakan metode tes Covid-19 berbasis PCR pula.

Baca juga: Sepekan PSBB di Depok, Hasilnya Belum Terasa

Jika Depok hanya punya dua laboratorium dengan mesin PCR, praktis terjadi antrean pengujian sampel karena kapasitas tes jauh di bawah.

Mengandalkan Kementerian Kesehatan pun sama leletnya, terbukti dari fakta 44 pasien Depok meninggal dunia sejak 18 Maret 2020, namun hasil tes Covid-19-nya belum kunjung dirilis Kemenkes hingga hari ini.

"Keterbatasan itu menyebabkan belum bisa kita melakukan screening massal. Beberapa puskesmas mengirimkan daftar nama PDP yang hasil rapid test-nya positif untuk diambil swab (sampel lendir tenggorokan), bisa 20-30 pasien satu puskesmas," beber Alif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com