Saat tiba pada suatu jalan yang telah ditetapkan, mereka terlibat tawuran dengan disiarkan langsung pada akun media sosial masing-masing.
"Para pelaku juga live dengan medsos saat terjadi tawuran," katanya.
Sebelum melakukan tawuran, para pelaku mempersenjatai diri dengan celurit, bahkan sarung yang biasa digunakan ibadah.
Hanya saja, sarung tersebut sudah dalam keadaan modifikasi menggunakan lawat berduri.
Baca juga: Warga Ciputat Gagalkan Aksi Tawuran di Tengah Pandemi Covid-19
"Ada fenomena lain yang kita temukan pada beberapa tersangka di bawah umur yang kita titipkan kembali kepada orangtua, mereka membawa sarung yang dililit kawat," kata Iman.
Selain dililit dengan kawat, dua dari tiga sarung yang menjadi barang bukti juga untuk membalut sebuah bantu.
Itu menjadi cara lain pelaku untuk melukai para lawan saat terhadi tawuran.
"Selain kawat ada juga sarung dengan batu," ucapnya.
Iman mengimbau para orangtua agar selalu memperhatikan anak-anak keluar rumah dengan membawa sarung pada malam hari.
"Ini agar diperhatikan benar. Karena, jangan sampai di dalam sarung ada batu yang dipergunakan untuk perkelahian, tawuran dan lainnya karena bisa kami kenakan Undang-Undang Darurat karena untuk memukul," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.