Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Terapkan New Normal, Pemkot Depok Diminta Tata Ulang Pasar Tradisional

Kompas.com - 02/06/2020, 19:38 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok diminta membenahi tata letak pasar tradisional apabila hendak memberlakukan new normal.

Wacana new normal memang telah diungkapkan Wali Kota Depok Mohammad Idris dengan syarat wilayah yang diterapkan new normal tidak masuk kategori kelurahan zona merah penularan Covid-19.

"Pertama yang dilakukan adalah menata ulang pasar, itu yang terpenting, termasuk rencana pembukaan mal. Mal, pasar, dan tempat keramaian ditata berdasarkan protokol kesehatan," jelas Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto kepada Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: Wacana New Normal Parsial di Depok, IDI: Ada Potensi Outbreak Covid-19

"Kalau pasar tidak ditata baik, munculnya klaster baru besar peluangnya, contohnya di Surabaya. Di Depok juga bisa begitu, apalagi ketika nanti dibuka, masyarakat untuk kebutuhan pangan itu kan tinggi," tambah dia.

Alif berujar, di beberapa pasar di Depok seperti Pasar Cisalak, Musi, dan pasar di Sukatani sudah terjaring sejumlah pedagang yang positif Covid-19.

Maka, ia mengusulkan supaya pasar dibenahi. Tujuannya, pengunjung tak saling berdesakan serta dapat mengakses fasilitas kebersihan dengan mudah.

Selain itu, penetapan kuota jumlah pengunjung juga penting diberlakukan guna menekan peluang penularan virus corona.

Baca juga: PSBB Depok Bisa Berakhir 4 Juni, Jika...

"Lalu menyiapkan masker dan tempat cuci tangan di masing-masing selasar, kios serta pintu keluar-masuk pasar. Jadi ini saatnya menata pasar yang benar-benar steril dan menenangkan bagi orang yang mau belanja di situ," kata Alif.

Pembenahan pasar-pasar tradisional harus menyeluruh, lanjut dia.

Dalam artian, pemerintah diminta bukan hanya membenahi pasar-pasar yang secara "resmi" ada di bawah naungan mereka, namun juga pasar-pasar rakyat.

"Kalau yang tidak resmi apakah ingin ditertibkan, atau mau dialihkan ke lapangan. Kalau di lapangan, tidak ada yang boleh bergerombol di pinggir jalan itu. Nah itu nanti akan indah," tutur Alif.

Baca juga: [UPDATE] Covid-19 1 Juni di Depok: Muncul 2 Kasus Positif Baru dan 9 Pasien Dinyatakan Sembuh

"New normal ini kan intinya kembali normal dengan landasan protokol kesehatan. Harus ada screening massal juga di pasar. Ini saatnya jadi evaluasi bagi pemkot," tambah dia.

"Ini (penularan Covid-19 di satu pasar) bisa saja merembet ke pasar lain. Karena kita enggak tahu pergerakan warga Depok itu bagaimana, kan dinamis sekali."

Data terbaru per Senin (1/6/2020), Kota Depok telah melaporkan 557 kasus positif Covid-19 dengan 240 di antaranya dinyatakan sembuh.

Namun, angka kematian sudah mencapai 115 kasus, gabungan dari kematian 30 pasien positif Covid-19 dan kematian 85 suspect/PDP yang menurut pedoman WHO, keduanya dihitung sebagai kematian berkaitan dengan Covid-19.

Saat ini, pasien positif Covid-19 di Depok masih terdapat di seluruh kecamatan, dengan total 287 kasus aktif baik para pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit maupun isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com