DEPOK, KOMPAS.com - Polisi meringkus SPM (42), seorang pengurus salah satu gereja di bilangan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat, Minggu (14/5/2020).
Ia diduga mencabuli sejumlah anak-anak yang aktif berpartisipasi di bawah dirinya sebagai pembina salah satu kegiatan gereja sejak awal tahun 2000-an.
Baca juga: Kasus Pencabulan Anak oleh Pengurus Gereja di Depok: Korban Diancam jika Tak Nurut
Meski kejadian ini berpotensi mencoreng citra, pihak gereja menyatakan bakal terbuka terhadap pengungkapan kasus ini.
Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Pastor Paroki Gereja Yosep Sirilus Natet.
Kepada Kompas.com, Natet menyampaikan ragam komitmennya untuk mengusut kasus ini hingga tuntas:
"Apa pun yang sekarang kita hadapi harus kita berikan informasi yang dibutuhkan," jelas Natet.
"Kita tetap akan memberikan informasi. Gereja akan membongkar sesuatu yang tidak benar yang terjadi di dalam gereja, dan juga gereja ingin mengupayakan agar hal-hal yang benar tetap bisa diwujudkan," jelas dia.
Mengenai komitmen untuk terbuka dan mengakui kasus ini juga diakui oleh salah satu advokat yang tergabung dalam tim investigasi internal gereja, Azas Tigor Nainggolan.
Baca juga: Pihak Gereja di Depok Komitmen Ungkap Tuntas Kasus Pencabulan Anak oleh Pengurusnya
"Ini memang concern pengurus, mau membongkar kasus ini, dan mau menolong korban, menegakkan hukum dalam kasus ini, dan siap untuk membantu. Ini concern gereja," ujar Tigor kepada Kompas.com, Senin (15/6/2020).
"Romo Natet ini mendukung (kerja investigasi untuk) melindungi korban. Kami melihat ada komitmen teman-teman pengurus gereja, mau membongkar kasis ini untuk melindungi para korban. Bisa terjadi ada laporan (ke polisi) karena ada dukungan dari mereka," jelas dia.
2. Kerahkan tim investigasi internal
Awal kasus ini terkuak justru bukan berawal dari penciuman polisi, melainkan internal gereja sendiri, yakni pada Maret 2020 lalu.
"Sekitar bulan Maret, pengurus-pengurus pada curiga, alumni-alumni misdinar (subseksi kegiatan yang dibina SPM) juga curiga karena perilakunya pelaku," kata Tigor.
"Dia suka pangku pangku, suka peluk peluk. Ini cerita dari teman-teman. Akhirnya mereka mencoba mendalami apa yang mereka lihat, melalui orangtua para misdinar dan teman-teman alumni misdinar," jelas dia.
Baca juga: Begini Awal Kasus Pencabulan Anak oleh Pengurus Gereja di Depok Terungkap
Pihak gereja akhirnya membentuk tim investigasi internal yang terdiri dari pengurus-pengurus lain.