Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Orangtua di Hari Pertama PPDB DKI Jakarta 2020 Jalur Prestasi

Kompas.com - 02/07/2020, 06:37 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putus asa dan harapan mewarnai pikiran sejumlah orangtua calon siswa di hari pertama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta 2020 jalur prestasi.

Ada yang berharap anak kesayangannya bisa bersekolah di sekolah negeri dambaan hati. Bagi para orangtua semacam itu, masuk ke sekolah negeri adalah kebahagiaan yang hakiki. Namun, saat hal itu tak tercapai, kekecewaan pun muncul. 

Linda W, terisak-isak bercerita tentang nasib anaknya yang berusia 15 tahun saat mengikuti PPDB DKI Jakarta 2020 jenjang SMA. Ia telah menyaksikan anaknya belajar hampir setiap hari untuk bisa masuk sekolah impiannya.

"Pengorbanan dia luar biasa. Naira (putrinya) bilang enggak keterima di SMA 8, SMA 54, lalu dia bagaimana, Naira mau gimana?," ujar Linda tersedu sedan lewat sambungan telepon.

Linda mencoba menenangkan diri. Ia coba tarik nafas dalam-dalam.

"Ya mudah-mudahan ini yang terbaik," ujar perempuan yang tinggal di bilangan Bukit Duri Selatan, Jakarta itu.

Ia mengaku tak mampu membiayai anaknya jika harus ke sekolah swasta.

Baca juga: Gagal PPDB DKI Jakarta 2020, Orangtua Pilih Swasta dan Tunda Sekolah

Baginya, lebih baik menunggu PPDB tahun depan daripada ke sekolah swasta.

"Di dalam planning hidup saya, enggak ada rencana swasta," ujar Linda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/7/2020).

Tampak ada beban berat ada di pundaknya. Apalagi, putra bungsunya juga tengah berjuang untuk masuk ke jalur PPDB DKI 2020 jenjang SMP.

"Saya sudah tanya teman-teman untuk sekolah swasta, mahal." tambahnya.

Linda juga ragu dengan sekolah swasta lainnya. Ia menimbang tentang akreditasi dan lingkungan sekolah yang reputasinya belum diakui.

"Terus terang saya takut pergaulannya di sekolah," ujar Linda.

Menunggu dan menunggu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com