JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar bagi pedagang merupakan tumpuan hidup. Sehari tak dagang di pasar mereka tak dapat uang. Tak punya uang, berarti dapur tak mengepul.
“Kalo buka setiap hari enak bisa dapat duit. Kalau enggak dapat duit, dapur enggak ngepul,” kata Gareng, pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (2/7/2020) sore.
Ia sedang duduk bersama rekannya di sebuah bangku kayu panjang. Kios bahan sembakonya tak jauh dari tempatnya duduk.
Baca juga: Ganjil Genap Dihapus, 90 Persen Pedagang Pasar Minggu Mulai Berjualan
Gareng mengobrol banyak topik sore itu. Sejumlah kata-kata bijak keluar dari mulutnya.
"Namanya nyari duit harus kerja keras. Kalau enggak kerja, penghasilan enggak ada," ujarnya.
Kemarin merupakan hari pertama pasar beroperasi normal lagi, tanpa aturan ganjil genap dan jam buka pasar pun kembali seperti normal.
Sebelumnya, toko, kios, dan lapak di pasar dibuka bergiliran berdasarkan nomor ganjil dan genap untuk membatasi jumlah pedagang dan pengunjung. Pada tanggal genap, yang dibuka toko atau kios bernomor genap. Saat tanggal ganjil, yang dibuka toko atau kios bernomor ganjil.
Pembatasan itu bertujuan untuk mencegah penularan Covid-19. Namun kemudian disadari, kebijakan itu tidak efektif dan karena itu dicabut lagi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada Rabu lalu telah menghapuskan aturan ganjil genap itu.
Ia mengaku operasional pasar secara ganjil genap tak berjalan maksimal selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Fakta di lapangan, para pedagang tetap berjualan tanpa mengikuti aturan ganjil genap yang ditetapkan.
"Dalam praktiknya, jumlah pengunjung tidak terpengaruh ganjil genap. Praktiknya (penjual) tetap datang. Hari ganjil, penjual genap menitip penjual ke yang ganjil," ujar Anies.
Baca juga: Ganjil Genap Dihapus, Pedagang Pasar Minggu Senang Bisa Berjualan Normal
Gareng bilang, Pasar Minggu sebelum aturan ganjil genap sudah sepi. Sambil sedikit menghela nafas, ia melanjutkan, "Apa lagi ditambah ganjil genap? makin sepi."
Ema, pedagang perhiasan emas lapis membenarkan apa yang dikatakan Gubernur Anies. Biar ada aturan ganjil genap, banyak pedagang di Pasar Minggu yang tetap buka.
“Buka tiap hari saja belum tentu ada orang. Apalagi ganjil genap. Yang penting kan pakai masker dan ikuti anjuran pemerintah,” kata Ema .
Semenjak wabah pandemi Covid-19 muncul di Jakarta pada Maret lalu, keadaannya sudah susah. Pasar Minggu sepi, kata Ema.
Suasana jelang sore di lorong-lorong blok Pasar Minggu terlihat lengang. Pedagang-pedagang di Blok EF hanya terlihat berbincang sesama mereka.
Ada pedagang yang kemudian membereskan dagangan karena tidak ada yang membeli.
Baca juga: Aparat Belum Bantu Pembatasan Pengunjung di Sejumlah Pasar di Jaksel
Kepala Pengelola Pasar Minggu, Febri Rozaldy bilang Pasar Minggu punya lima blok. Sekitar 80-90 persen dari pedagang di Pasar Minggu sudah mulai berjualan di hari pertama penghapusan aturan ganjil genap.
Pedagang di kios maupun non kios sudah membuka lapaknya. Namun, habis berbatang-batang, pembeli yang ditunggu tak kunjung datang.