BEKASI, KOMPAS.com - Klaster baru Covid-19 terdata di Kabupaten Bekasi pasca karyawan perusahaan pabrik teh PT Unilever Indonesia dilaporkan positif mengidap penyakit yang menyarang paru-paru tersebut.
Penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) ini bermula dari salah satu karyawan di bagian engineering pabrik teh tea based beverages (TBB) Unilever mengalami sakit dengan gejala tertentu.
Karyawan tersebut dinyatakan positif Covid-19 setelah berobat ke salah satu rumah sakit.
Kemudian, Pemerintah Kabupaten langsung lakukan pelacakan dan pemeriksaan Covid-19 terhadap 265 karyawan di TBB Unilever dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Pada Jumat kemarin,Juru Bicara Gugus Tugas Kabupaten Bekasi Alamsyah menyampaikan, jumlah karyawan yang dinyatakan positif Covid-19 21 orang.
Baca juga: 244 Karyawan Unilever yang Dinyatakan Negatif Tetap Jalani Isolasi
Jumlah tersebut bertambah dua dari satu hari sebelumnya ditemukan 19 karyawan dinyatakan positif Covid-19.
“21 karyawan (yang dinyatakan positif),” ucap Alamsyah saat dikonfirmasi Kompas.com.
Pemkab juga lakukan pemeriksaan swab ke keluarga karyawan yang dinyatakan positif Covid-19.
Hasilnya, ada 15 keluarga karyawan yang dinyatakan positif Covid-19. Namun, jumlah tersebut bisa bertambah lantaran hasil tes PCR belum seluruhnya keluar.
Alamsyah mengatakan, hasil tes PCR tersebut juga ditemukan 244 karyawan negatif Covid-19.
“Ada 244 (hasil yang negatif Covid-19),” ujar Alamsyah.
Alamsyah mengatakan, 244 karyawan yang hasilnya negatif tetap dalam pengawasan tim Gugus Tugas Kabupaten Bekasi.
Karyawan yang dinyatakan negatif tersebut kini menjalani isolasi selama 14 hari. Baik itu di Wisma ODP Cikarang, maupun isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Baca juga: Soal Klaster Unilever, Ridwan Kamil Wajibkan Industri Besar Lain Gelar Tes PCR Mandiri
Karena karyawannya tengah jalani karantina, Unilever pun menutup perusahaan produksi teh.
Perusahaan Unilever tersebut telah ditutup sejak Jumat (26/6/2020) lalu hingga waktu yang belum ditentukan.