Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencabulan Anak oleh Pejabat Gereja di Depok: Cerita Orangtua Depresi, Minta Ikut Direhablitasi

Kompas.com - 15/07/2020, 07:17 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Suara Guntur (bukan nama sebenarnya) terdengar semakin lemah di ujung perbincangan dengan Kompas.com, Minggu (12/7/2020) lalu.

Siang itu, Guntur habis menumpahkan isi kepalanya yang penuh oleh berbagai perasaan negatif. Langgam suaranya yang di awal perbincangan terdengar tabah, lama-kelamaan pudar juga. Ia marah, ia sedih, ia depresi.

Guntur merupakan ayah salah satu korban predator seksual anak, SPM, bulan lalu ditangkap polisi akibat mencabuli puluhan anak dalam kegiatan misdinar di Gereja Paroki Santo Herkulanus Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Ayah Korban Pencabulan Pejabat Gereja di Depok: Anak Saya Dicabuli 4 Kali

Pencabulan itu sudah dilakukan SPM sejak awal tahun 2000-an. Sebagian korban saat ini sudah dewasa. Anak Guntur dicabuli pada kurun Januari hingga Maret 2020 lalu. Usianya baru menuju 13 tahun.

“Terima kasih sudah bersedia mengangkat kasus anak saya,” kata Guntur kepada Kompas.com.

“Ini sekaligus merupakan terapi juga buat diri saya. Jujur saja,” tambah dia.

Guntur mengakui bahwa ia manusia biasa. Sekuat-kuatnya ia bertahan, serangan trauma akibat insiden yang mendera anaknya terlalu digdaya untuk pertahanannya.

Tanggung jawab kepala keluarga

Guntur bekerja sebagai seorang sopir. Ia kerap mengantar barang hingga tengah malam.

Beberapa bulan terakhir, pekerjaannya terganggu karena ia harus sibuk mencari barang bukti untuk melaporkan SPM, predator seksual anak itu, ke kepolisian.

Sistem peradilan di Indonesia memang belum berpihak kepada korban kejahatan seksual. Sudah dilanda trauma, korban harus banting tulang mencari alat bukti untuk melaporkan pelaku ke polisi.

Padahal, kasus kejahatan seksual, kadangkala tidak meninggalkan jejak. Pada sistem saat ini, pengakuan korban semata belum cukup untuk mengirim predator seksual ke sel tahanan.

Baca juga: Orangtua Korban: Pengurus Gereja di Depok Juga Suka Umbar Pornografi di Grup WA

Guntur mengakui, ketika tengah melakoni pekerjaannya, ia mengakui, pertahanan dirinya kerap jebol. Sendirian di tengah malam, lamunan kerap mengantarnya pada imajinasi soal detik-detik anaknya diperlakukan kurang ajar oleh SPM di perpustakaan gereja.

Selama tiga bulan, anaknya mengalami macam kekerasan seksual. Pertama, kemaluannya dipegang-pegang. Tak berhenti sampai di sana, SPM bertindak sangat jauh.

Ia melakukan seks oral dan anal terhadap anak itu. Kemudian, ia menempelkan kemaluannya ke kemaluan korban, bahkan sampai klimaks.

“Di tengah malam, ketika saya mengirim barang dan saya teringat kelakuan dia terhadap anak saya, saya teriak di jalan. Itu sampai hari ini. Sampai saat ini saya masih mengalami kejadian dan momen seperti itu,” ungkap Guntur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com