Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Rampok Nelayan di Laut, Begini Akhir Perjalanan Perompak di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 21/07/2020, 09:54 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

KEPULAUAN SERIBU, KOMPAS.com - Ditektorat Polisi Perairan Polda Metro Jaya menangkap komplotan perompak yang kerap meresahkan nelayan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Komplotan tersebut berjumlah empat orang yang terdiri dari Bombon (22), Baharudin (38), Dado (30), dan Udin (42).

Mereka ditangkap di perairan sebelah utara Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, Minggu (19/7/2020) lalu.

Setiap kali beraksi, pimpinan komplotan dapat mengorganisir anak buahnya bersama kelompok perompak yang lain.

Baca juga: 4 Perompak Ditangkap, Kerap Beraksi di Perairan Kepulauan Seribu

Berikut kronologi dan fakta penangkapan para perompak.

Kronologi

Penangkapan dilakukan setelah polisi menerima laporan dari para nelayan lokal yang mengaku kerap disantroni komplotan perompak dan mengambil hasil melaut.

Berdasar laporan itu, Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Metro Jaya melakukan pengejaran terhadap kapal perompak yang diperkirakan masig berada di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Benar saja, pada Minggu (19/7/2020) lalu, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, polisi menemukan komplotan perompak di sebelah utara Pulau Sabira, Kepulauan Seribu.

Dalam video penangkapan, terlihat polisi berkali-kali menyuruh komplotan untuk berhenti dan tidak kabur.

Tembakan peringatan juga sudah dilepaskan agar perompak ini diam dan patuh kepada penegak hukum.

Setelah kapal patroli polisi mendekati kapal perompak, akhirnya empat orang berhasil diamankan.

Polisi lantas membawa kapal motor milik perompak ke kantor Ditpolairud Polda Metro Jaya.

"Teman-teman Polair mengungkap pencurian dengan kekerasan atau lazim disebut kalau di laut adalah perompak. Mereka ini adalah perompak yang banyak meresahkan saudara-saudara kita, para nelayan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di kantor Ditpolairud, Jakarta Utara, Senin (20/7/2020).

Curi hasil tangkapan laut dan barang berharga

Komplotan perompak ini bukan hanya mencuri hasil lautan berupa ikan, cumi, dan lainnya. Namun, mereka juga mencuri barang berharga yang ada di kapal nelayan, mulai uang tunai hasil jualan hingga jeriken berisi bahan bakar solar tak luput disikatnya.

"Baik hasil tangkapan, maupun juga uang-uang yang mereka (nelayam) dapat dari hasil penjualan penangkapan ikan yang mereka lakukan," kata Yusri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com