Penambahan kasus tertinggi terjadi pada 8 Juli, 11 Juli, dan 12 Juli.
Pada 8 Juli, laporan jumlah kasus baru Covid-19 tercatat 344 orang, menjadi yang tertinggi sejak munculnya kasus perdana.
Kemudian, pada 11 Juli, laporan kasus baru positif Covid-19 melampaui catatan tertinggi sebelumnya dengan 359 kasus.
Baca juga: 3 Kali Catatkan Kasus Tertinggi Covid-19 dalam Sepekan, Ada Apa dengan Jakarta?
Berikutnya, laporan kasus baru pada 12 Juli tercatat kembali menjadi yang tertinggi.
Ada 404 kasus baru yang dilaporkan Pemprov DKI, melampaui jumlah kasus baru pada hari sebelumnya.
Kasus Covid-19 di Jakarta bahkan sempat disorot Presiden Joko Widodo ketika tercatat kenaikan tertinggi pada 12 Juli.
Kemudian, jumlah 441 kasus baru yang diumumkan pada Selasa kemarin kembali melampaui catatan tertinggi sebelumnya pada 12 Juli.
Setelah mencatatkan tambahan kasus tertinggi pada 9 Juni 2020 dengan 239 kasus, garis pada grafik Covid-19 langsung menurun keesokan harinya, 10 Juni, dengan laporan 147 kasus baru.
Sejak waktu itu, grafik Covid-19 tampak selalu naik turun sebelum akhirnya mencapai puncak baru pada 5 Juli dengan 256 kasus.
Pada periode 9 Juni sampai 5 Juli 2020, laporan kasus terendah tercatat pada 12 Juni dengan 76 kasus.
Baca juga: PSBB Transisi di Jakarta, Grafik Kasus Baru Covid-19 Makin Menanjak
Setelah 5 Juli, grafik Covid-19 kembali naik turun, namun trennya cenderung menanjak.
Grafik kasus Covid-19 di Jakarta tampak jelas kian menanjak sejak 17 Juli hingga 21 Juli kemarin.
Pada 17 Juli, ada 241 kasus baru yang dilaporkan.
Laporan kasus kemudian meningkat pada 18 Juli dengan 331 kasus baru.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta hingga PSBB Transisi Diperpanjang