Apabila peta politik ini bertahan hingga pendaftaran nama kandidat ke KPU, maka dukungan partai politik bagi kubu Idris, ditilik dari jumlah perolehan kursi di DPRD Kota Depok, masih kalah banyak: 21 versus 29.
Kedua, gelontoran logistik Gerindra dan PDI-P, bukan rahasia, lebih besar dibandingkan kemampuan logistik PKS.
Selama ajang pemilu-pemilu sebelumnya, khususnya di kancah nasional, Gerindra yang akrab dengan PKS menjadi kunci penting dalam hal kemampuan logistik koalisi tersebut, kata Adi.
Pilkada Depok 2020 menjadi pertaruhan, ujar Adi, apakah mesin politik PKS yang terkenal kuat dan solid mampu bertahan seandainya dukungan logistik untuk mereka tak sebanyak dulu dengan hengkangnya Gerindra.
"Memang PKS walaupun hanya 12 kursi tetap solid karena di situ (Depok) basisnya. Sekarang, tantangannya adalah apakah bisa PKS tetap solid tanpa ada Gerindra di dalamnya? Bahkan Gerindra sedang menyeberang dan akan menjadi lawan tanding utamanya," urai Adi.
Namun demikian, PKS tidak akan mudah takluk. Sekali lagi, Depok adalah kandang bagi partai berlogo bulan sabit itu.
Kaderisasi relawan di level akar rumput sudah dilakukan secara telaten selama bertahun-tahun.
Segarang-garangnya mesin politik Gerindra dan PDI-P di level nasional, belum tentu mampu menaklukkan mesin politik PKS di Depok.
"Kalau melihat agresivitas tim sukses, kader, dan relawan di bawah, ya memang Idris dan PKS yang kuat. Relawannya sudah tumbuh lama. Mesin partai PKS di Depok tidak diragukan," ujar Asi.
" Depok bagi PKS ini adalah satu-satunya wilayah yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan," tambah Adi.
Ia melihat, justru kepungan Gerindra dan PDI-P berpotensi membuat relawan akar rumput PKS di Depok semakin solid.
Menurut dia, tren seperti itu kerap dijumpai ketika PKS menjadi kuda hitam.
"Seringkali kalau kita melihat di berbagai tempat, PKS juga beberapa kali dikeroyok tetapi tetap menang. Perasaan dikeroyok dan dikepung oleh kekuatan politik tertentu yang ingin mengalahkan mereka justru membuat soliditas partai tim pemenangan mereka semakin berlipat ganda," ungkap Adi.
"Dan ada dampak politiknya juga ke masyarakat. Masyarakat kita seringkali suka dan mendukung partai politik yang 'dizalimi'," ujar dia.
Pradi Supriatna dinilai punya peluang yang cukup besar untuk menang di Pilkada Depok 2020.