Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Ganjil Genap Jakarta, Sopir Taksi Online Yakin Pendapatan Bakal Turun

Kompas.com - 02/08/2020, 19:19 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah sopir taksi online mengeluhkan keputusan Pemprov DKI yang kembali menerapkan sistem ganjil genap di sejumlah ruas jalan Jakarta.

Penerapan aturan tersebut diyakini bakal mengurangi pendapatan mereka lantaran tidak bisa leluasa beroperasi di Jakarta.

“Nanti ngga bisa ke area potensial calon penumpang misal di area Sudirman. Kalau jam pulang kantor biasanya pasti dapat penumpang,” kata Wawan (30) saat dihubungi, Minggu (2/8/2020).

Ia juga merasa rugi waktu dan biaya lantaran bertambahnya pengeluaran bensin karena harus menghindari area yang diterapkan ganjil genap.

Baca juga: 3 Hari Sosialisasi, Tidak Ada Penilangan Pelanggar Ganjil Genap Jakarta hingga Rabu

Saat mengantar penumpang, Wawan juga harus memutar jauh untuk bisa masuk ke tol.

“Kalau disuruh pilih ada ganjil genap atau engga, ya saya pilih ngga ada ganjil genap. Enak ngga enak. Udah aturan pemerintah mau gimana lagi,” ujar Wawan.

Meskipun demikian, ia melihat ada sisi positif aturan ganjil genap, yakni bisa mengurangi kemacetan.

Sopir taksi online lainnya, Dika (24) mengatakan, dengan aturan ganjil genap, dirinya harus keluar mencari penumpang di atas jam 10.00 WIB untuk menghindari aturan ganjil genap.

“Dari pendapatan juga pasti berkurang. Kita harus milih-milih penumpang. Kita nggak bisa jemput di titik ganjil genap. Karena milih-milih penumpang, penghasilan jadi sedikit,” ujar Dika saat dihubungi.

Baca juga: Pemprov DKI Bakal Terapkan Ganjil Genap Seharian di Jakarta jika...

Orderan penumpang biasanya ia dapatkan di sekitar Sudirman pada jam-jam aturan ganjil-genap berlaku.

Di luar area perkantoran yang termasuk area ganjil genap, orderan penumpang cenderung sepi.

“Kita kalau milih-milih penumpang, performa driver, rating jadi jelek. Kalau rating jelek, orderan sedikit. Peraturan aplikatornya begitu. Banyak ruginya sih buat driver,” tambahnya.

Dika menduga pendapatannya akan berkurang sekitar 50 persen dibandingkan tak ada aturan ganjil genap.

Ia berharap aplikator bisa memaklumi adanya aturan ganjil genap sehingga tak mengurangi pendapatan para sopir taksi online.

Dika juga berharap polisi bisa fokus mengatur lalu lintas di area-area non ganjil genap agar tetap lancar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com