Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Orangtua di Bekasi Saat Izinkan Anak Kembali Belajar di Sekolah

Kompas.com - 05/08/2020, 14:17 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Enam sekolah di Kota Bekasi mulai menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada Senin (3/8/2020).

Orangtua murid tampak bergantian menunggu anaknya keluar di tempat parkir.

Masing-masing orangtua membawa kendaraannya sendiri untuk menjemput anaknya usai belajar pertama kali secara tatap muka di sekolah.

Misalnya saja, Sanira (42), orangtua murid SMPN 2 Kota Bekasi, warga Margahayu mengaku sebenarnya khawatir membiarkan anaknya kembali ke sekolah untuk belajar di tengah pandemi Covid-19.

Namun, kekhawatiran dalam hatinya tak digubris lantaran keinginan anaknya untuk sekolah besar.

Baca juga: 6 Sekolah di Bekasi Gelar Simulasi KBM Tatap Muka, Kemendikbud: Melanggar SKB 4 Menteri

"Takut si sebenarnya, namun ikutin ajalah (Pemerintah Kota Bekasi). Lagian juga anaknya senang banget pas dengar mau sekolah,” ujar Sanira, Rabu (5/8/2020).

Sanira mengakui belajar dalam jaringan atau online di rumah belakangan lebih membebaninya sebagai orangtua.

Sebab ia harus mengajarkan kembali anaknya materi yang tak dijelaskan secara detail oleh gurunya.

“Ya kan kadang kalau belajar online, anaknya mau nanya suka susah nyambungnya. Ya akhirnya kita di rumah lah yang ditanya-tanya anak, agak ribet aja sih kalau di rumah,” ucap Sanira.

Hal senada dikatan Yada Yunus (32), orangtua murid SMPN 02 Kota Bekasi lainnya. Ia mengatakan, alasannya mengizinkan anak belajar tatap muka di sekolah untuk menghilangkan rasa jenuh di rumah.

Baca juga: Simulasi Tatap Muka, Enam Sekolah di Bekasi Akan Diverifikasi Ulang 2 Minggu Sekali

Sebab selama belajar di rumah anaknya kerap menghabiskan waktu untuk main games dibanding belajar. Hal itu yang membuat ia khawatir akan potensi anaknya dalam belajar.

“Anak saya banyakan main dibanding belajar. Nanti takutnya gurunya ngajarin materi apa, dia enggak ngerti. Malah ilmunya di rumah menurun gitu, lebih banyak ilmu gamesnya,” kata Yada sembari bercanda.

Yada mengaku kali ini ia harus antar jemput anaknya ke sekolah menghindari penularan Covid-19.

Sebab biasanya saat KBM normal, ia membiarkan anaknya kerap pulang bersama temannya dari sekolah.

“Biasanya mah anak saya pulang bareng teman-temannya. Sekarang mah takut saya biarin pulang bareng temannya, makanya saya jemput,” kata Yada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com