Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Covid-19 Mulai Memapar Pejabat Pemkot Depok

Kompas.com - 28/08/2020, 06:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di terus meningkat signifikan di Kota Depok, Jawa Barat, dengan lonjakan tertinggi tercatat pada 31 Juli 2020.

Berdasarkan data terakhir yang diperbarui Kamis (27/8/2020) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 yang dilaporkan Pemerintah Kota Depok sudah mencapai 2.056 kasus. Itu merupakan angka tertinggi di sebuah kota di Jawa Barat.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.392 pasien dinyatakan pulih, sedangkan 72 lainnya meninggal dunia.

Dari jumlah itu, sebanyak 592 pasien sedang ditangani (kasus aktif), baik isolasi mandiri maupun dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Wali Kota Depok Jelaskan Kronologi Istrinya Positif Covid-19

Jumlah itu 3 kali lipat lebih angka kasus aktif sebelum lonjakan, yakni 187 pasien pada 30 Juli 2020.

Tak jelas alasan di balik lonjakan tersebut, apakah karena penularan yang makin membahayakan atau deteksi yang kian masif. Pasalnya, Pemerintah Kota Depok tak pernah mengumumkan jumlah tes PCR harian.

Penularan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 itu pun kini sudah mulai menjangkau sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Depok.

Hal tersebut dikonfirmasi Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota, Dadang Wihana.

"ASN di Pemerintah Kota Depok (yang terjangkit Covid-19) saat ini ada 5 orang," ujar Dadang, kemarin.

"Dua di Dinas PAPMK (Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga), satu di Kecamatan Sukmajaya, kemudian di Dinas PUPR juga satu sedang dirawat, dan satu lagi di lingkungan Dinas Pendidikan yaitu salah satu guru," ujar dia.

Kasus Covid-19 di lingkungan Dinas PUPR dan Dinas Pendidikan terjadi sekitar pekan lalu. Sementara itu, tiga kasus lainnya baru terjadi pada pekan ini.

Dua kasus di Dinas PAMPK diduga merupakan penularan hasil imported case.

"DPAPMK sudah kami ketahui kasusnya, dari imported case yang menularkan ke ASN di DPAPMK," ujar Dadang, Rabu lalu.

Ia melanjutkan, awal mula Covid-19 menjangkiti ASN di DPAPMK Kota Depok berawal dari keluarga ASN tersebut.

"Salah satu keluarganya bekerja di salah satu kantor di Jakarta," lanjut Dadang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com