"Ketiganya sudah diamankan di Polda Metro Jaya untuk dikembangkan," katanya.
Yusri menegaskan, ketiga tersangka diduga menggerakkan dan memprovokasi pelajar untuk berbuat ricuh itu juga berstatus pelajar.
MLAI, WH dan SN itu masih pelajar tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta.
"Iya, anak SMK dari Jakarta Barat," kata Yusri.
Bukan saja memprovokasi kericuhan pada tanggal 8 dan 13 Oktober, ketiganya juga menghasut pelajar lain untuk ikut dalam aksi pada 20 Oktober 2020.
Cara mereka pun masih sama dengan menggunakan media sosial baik Facebook hingga Instagram yang memiliki pengikut cukup banyak.
Baca juga: 3 Pemuda yang Keroyok dan Curi Barang Polisi Bertatus Pelajar dan Pengangguran
"Semua adminnya dia, dia yang mengundang, dia yang memprovokasi, kirim foto-foto, terus ajak para pelajar STM, ayo kita kumpul demo, menghasut, provokasi, ujaran kebencian, makanya kita tangkap, anak sekolah ternyata," katanya.
Selain admin media sosial, tiga pemuda berinisial MRR (21), SD (18), MF (17) juga ditangkap karena mengeroyok anggota Polri berinisial AJS.
Pengeroyokan itu terjadi saat anggota Polri itu tengah mengamankan aksi unjuk rasa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja yang berujung ricuh di Jakarta, 8 Oktober 2020.
"Pelaku pengeroyokan ada lima orang, dua lagi masih DPO (daftar pencarian orang). Korban anggota polri saat baru selesai melakukan pengamanan (demo)," ujar Yusri, Rabu (21/10/2020).
Yusri menjelaskan, pengeroyokan itu bermula saat AJS melihat adanya seseorang yang dikeroyok massa karena berusaha menenangkan agar tidak terjadi kericuhan tepat di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat.
AJS yang berusaha melerai seorang tersebut turut dikeroyok di antaranya oleh tiga dari lima pelaku tersebut.
Baca juga: Polisi: Tiga Admin Medsos yang Provokasi Demo Rusuh Juga Berstatus Pelajar
"AJS yang mencoba melerai ini yang kemudian malah dikeroyok oleh kelima tersangka. Karena mereka sempat berteriak polisi dan berkumpul melakukan pengeroyokan," katanya.
Yusri menjelaskan, tiga pelaku itu masing-masingnya melakukan pemukulan terhadap AJS hingga mengalami luka di sekujur tubuh.
AJS pun mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.