DEPOK, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok mengaku optimistis mampu mengerek tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020.
Ketua KPU Kota Depok Nana Shorbana berujar, pihaknya yakin sanggup mendongkrak partisipasi dari 56 persen pada Pilkada 2015 menjadi 77,5 persen pada pilkada edisi tahun ini.
Ia mendasari keyakinan itu pada situasi yang dia temui di lapangan.
"Kami sangat optimistis akan naik. Alasannya, salah satu contohnya, kami kan kemarin-kemarin melakukan rekrutmen petugas KPPS. Kami tuh mencari orang yang netral," ujar Nana kepada wartawan, Senin (9/11/2020).
Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, Tingkat Partisipasi di Pilkada Depok Ditargetkan Naik 21,5 Persen
"Sudah ada yang (mendukung pasangan calon) di sebelah sana, di sebelah sini. Ada polarisasi. Masing-masing pasangan calon sudah merebut hati masyarakat Depok," lanjutnya.
Bagi Nana, hal tersebut sudah cukup membuatnya yakin bahwa fenomena itu bakal berimbas pada meningkatnya partisipasi pemilih pada Pilkada Depok 2020.
"Polarisasi sudah terjadi di masyarakat. Artinya, semua pasangan calon telah berhasil menggaet hati para pemilih," kata dia.
"Kalau kayak begitu kan berarti dari segi sosialisasi dan kampanye pasangan calon kan sudah berhasil," tambah Nana.
Baca juga: Pilkada Depok: 23 Pelanggaran Protokol Kesehatan Selama Kampanye Paslon
Di luar itu, Nana bilang KPU Kota Depok terus menggencarkan sosialisasi ke penduduk agar datang ke TPS pada 9 Desember nanti.
Kendati jumlah baliho atau banner ajakan mencoblos tak begitu marak dijumpai, namun ia berdalih bahwa pihaknya melakukan ajakan tersebut justru secara langsung kepada warga.
"Teman-teman di bawah itu lebih cenderung tatap muka langsung. Jadi baliho, banner ajakan kurang itu, sesungguhnya kami sudah membuatkan juga di tiap kelurahan, tapi kami lebih ke operasi senyap untuk sosialisasi," ungkap Nana.
"Yang perlu dicatat, tugas untuk meningkatkan tingkat partisipasi tidak hanya tugas penyelenggara, tetapi tugas partai politik, pasangan calon, tim kampanye, tugas pemerintah. Semua punya tugas," pungkasnya.
Baca juga: Pertarungan Dua Matahari di Pilkada Depok 2020
Sebagai informasi, Pilkada Depok 2020 menjadi ajang tempur dua kandidat petahana yang memilih pisah ranjang untuk berebut kekuasaan pada pemungutan suara 9 Desember 2020.
Bertandingnya dua kandidat petahana membuat Pilkada Depok 2020 diprediksi tak banyak membawa kebaruan bagi kota tersebut.
Wali Kota Depok Mohammad Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), bakal berupaya menyongsong periode kedua kekuasaannya.
Ia akan berduet dengan kader PKS, Imam Budi Hartono, yang telah dua periode duduk di DPRD Jawa Barat.
Memeroleh nomor urut 2, Idris-Imam disokong oleh tiga partai di parlemen dengan perolehan 17 kursi, yakni PKS, Demokrat, dan PPP.
Baca juga: Kampanye Online Jelang Pilkada Depok Meningkat, tapi Jumlahnya Hanya 1 Persen
Sementara itu, Pradi Supriatna, wakil wali kota saat ini sekaligus Ketua DPC Gerindra Depok, akan berusaha mendepak Idris lewat pilkada.
Ia akan berpasangan dengan Afifah Alia, kader perempuan PDI-P yang gagal lolos ke Senayan pada Pileg 2019 lalu.
Dengan nomor urut 1, Pradi-Afifah didukung koalisi gemuk dengan 33 kursi di DPRD, yakni Gerindra, PDI-P, PAN, PKB, PSI, dan Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.