Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji, Kritik, hingga Serangan Pradi-Afifah dalam Debat Pilkada Depok...

Kompas.com - 23/11/2020, 06:44 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dalam debat perdana Pilkada Depok 2020, pasangan calon wali kota dan wakil wali Kota Depok nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia menyampaikan sejumlah poin-poin janji kampanye serta melontarkan pertanyaan serta sindiran kepada lawan debat yaitu Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono.

Debat ini disiarkan langsung di stasiun televisi iNews dan dapat juga disaksikan melalui kanal resmi YouTube KPU Kota Depok, Minggu (22/11/2020).

Debat publik perdana Pilkada Depok 2020 mengambil tema tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan hukum dalam era kebiasaan baru.

Baik Pradi maupun Afifah menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan perspektif masyarakat dan juga pengalaman sebagai petahana.

Baca juga: Duel Seru Saling Sikut Wali Kota Depok dan Wakilnya di Debat Perdana Pilkada...

Sejak awal debat, Pradi sudah memanfaatkan waktu untuk menyoroti masalah klasik di Kota Depok dan juga menyampaikan visi misinya.

Berikut poin-poin yang disampaikan oleh pasangan Pradi-Afifah dalam debat perdana Pilkada Depok 2020.

1. Soroti lima masalah

Di awal debat, Pradi menyebutkan, Kota Depok masih menyisakan masalah-masalah klasik yang belum terselesaikan selama hampir 15 tahun terakhir.

Menurut Pradi, ada lima masalah utama yang ada di Kota Depok, Jawa Barat yang harus dibenahi.

Pradi menyebutkan, masalah pertama adalah soal kesehatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 dan dampak-dampak secara ekonomi.

Kemudian, Pradi menyoroti masalah-masalah tentang bantuan sosial yang tak merata dan tak tepat sasaran.

“Kemudian yang kedua, adalah masalah pendidikan. Pendidikan menjadi yang krusial bagi kita semua. Tingginya biaya pendidikan, dan kedua sarana prasarana yang tak merata,” tambah Pradi.

Baca juga: Tutup Debat Pilkada Depok, Pradi-Afifah Sampaikan Janji Bantuan Rp 500 Juta untuk RT RW hingga Ambulans

Masalah ketiga yang disoroti Pradi adalah kemacetan, banjir, dan sampah. Menurut Pradi, kemacetan di Kota Depok sudah diketahui bersama masyarakat.

“Sampah masih banyak warga yang belum terangkut. Banjir, Depok, hujan sedikit saja, nampaknya sudah banjir,” tambah Pradi.

Masalah keempat yang disoroti Pradi adalah birokrasi di Kota Depok.

“Yang kelima persoalan kriminalisasi. Kita akan kerjasama dengan berbagai pihak bagaiamana menekan angka kriminal Kota Depok,” ujar Pradi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com