Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Terakhir yang Membegal Perwira Marinir di Medan Merdeka Selatan Ditangkap

Kompas.com - 27/01/2021, 08:29 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka terakhir yang berusaha membegal sepeda perwira marinir Kolonel Pangestu Widiatmoko di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Oktober tahun lalu akhirnya ditangkap. Pelaku berinisial DJ (31) itu ditangkap setelah buron tiga bulan.

"Dia ditangkap di tempat persembunyiannya di Cinere, Depok, dua hari lalu," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat, AKBP Burhanuddin, Selasa (26/1/2021).

Saat akan diamankan petugas, DJ sempat melakukan perlawanan. Polisi pun menembak kedua paha pria tersebut dengan timah panas.

Baca juga: Buron 3 Bulan, Seorang Pelaku yang Nyaris Begal Perwira Marinir Saat Bersepeda Ditangkap

Dengan tertangkapnya DJ, maka seluruh tersangka begal terhadap Kolonel Pangestu Widiatmoko sudah ditangkap. Aksi begal itu terjadi saat Kolonel Pangestu Widiatmoko bersepeda di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, 26 Oktober 2020.

Komplotan begal terdiri dari empat orang dan mengendarai dua sepeda motor. Dua orang bertugas melakukan pengintaian, dua orang lainnya sebagai eksekutor.

Komplotan begal mencoba merampas telepon genggam yang dibawa Kolonel Pangestu saat bersepeda. Upaya perampasan itu gagal. Namun Kolonel Pangestu terjatuh dari sepedanya dan mengalami cedera.

Pada awal November, polisi menangkap dua tersanka yang berinisial RHS (32) dan RY (39). Lalu tak lama setelah itu, tersangka lain berinisial RA (27) menyerahkan diri ke kantor polisi.

"Dengan ditambah penangkapan DJ ini, tuntas sudah tindak pidana yang dialami senior kami kolonel marinir, empat tersangka sudah diamankan," kata Burhanuddin.

Pengakuan DJ

Burhanuddin menjelaskan, DJ berperan sebagai joki saat menjambret Kolonel Pangestu. Ia mengendarai motor, sementara rekannya yang dibonceng mencoba merampas telepon genggam korban.

DJ mengaku sudah melancarkan aksi serupa di wilayah Jakarta sebanyak 11 kali. 

"Berdasarkan pengembangan yang bersangkutan sudah 11 kali melakukan tindak pidana penjambretan atau pencurian dengan kekerasan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Burhanuddin, Selasa.

DJ bahkan masih melakukan aksi kriminalnya setelah rekan-rekannya ditangkap dan ia ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO). Ia dan komplotannya mengincar harta benda para pesepeda di Ibu Kota karena relatif lebih mudah dilakukan.

"Alasannya mungkin pesepeda dianggap (target) yang mudah dan orang yang menggunakan sepeda ini kalau mengejar mengalami kesulitan," ujar Burhanuddin. 

Baca juga: Kronologi Pembegalan Kolonel TNI AU Saat Bersepeda di Bintaro, Tangsel

Beberapa titik yang menjadi tempat DJ melancarkan aksinya antara lain di jembatan layang Senen, lampu merah Kota Tua, depan Mal Gajah Mada, serta Jalan Proklamasi.

Lokasi lain adalah di Sektor V Bintaro Tangerang Selatan, Lokasari, Meruya, Cideng, jalan Panjang, Kuningan, dan terakhir di Jalan Medan Merdeka Barat.

Bapak satu anak itu mengaku dia menjual barang curiannya ke konter handphone. Hasilnya kemudian dibagi rata ke komplotannya.

Pria residivis itu harus kembali merasakan kurungan bui atas perbuatannya. Ia dijerat dengan Pasal 363 KUHP juncto 53 ancaman kurungan selama 7 tahun.

Polisi kejar komplotan DJ

Burhanuddin memastikan pihaknya akan mengejar komplotan DJ yang saat ini masih bebas berkeliaran.

"Jaringan yang kemarin itu sudah kami tangkap, tapi masih ada jaringan lain. Saat DPO (daftar pencarian orang/buron), dia melakukan sama kelompok lainnya. Ini masih kami kejar," ujar Burhanuddin.

Burhanuddin menambahkan, DJ bukan warga Provinsi DKI Jakarta. Ia pendatang dari Lahat, Sumatera Selatan.

DJ diduga melakukan pembegalan selama masuk DPO bersama dengan kelompok pendatang lainnya yang berasal dari Sumatera Selatan. 

"Masih dikejar," kata Burhanuddin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com