Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman RS Kolaps di Depok Kian Nyata, Pasien Covid-19 Menumpuk di IGD

Kompas.com - 29/01/2021, 06:20 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Rumah sakit pun tetap harus melakukan tes PCR kepada pasien bersangkutan sebagai validasi, sebelum dapat memutuskan ruangan mana yang akan ditempati pasien itu.

"Kalau enggak kan campur-campur, lalu ternyata dia Covid-19," kata Devi.

Ia menjelaskan, asal mencampur pasien adalah tindakan berbahaya sebab dapat membuat tenaga kesehatan tumbang karena tertular Covid-19. Jika ada perawat yang tumbang, maka kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 terpaksa dikurangi sebab 1 perawat menangani 7 pasien sekaligus.

Yang lebih mengkhawatirkan dari situasi yang sudah mencemaskan ini adalah bahwa kondisinya belum tiba di puncak pandemi. Grafik pandemi masih akan terus mendaki hingga ketinggian yang belum dapat dibayangkan.

Penularan secara besar-besaran masih terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal itu tercermin dari tingkat positivitas yang masih di atas 20 persen. Di saat yang sama, eksekusi PPKM di lapangan masih jauh panggang dari api.

Jika tak ada intervensi serius di hulu penanganan pandemi, kolapsnya rumah sakit semakin nyata.

Sebagai dokter, Amelia hanya bisa berharap masyarakat disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

"Bulan Juni-Juli 2020 itu kasus Jabodetabek sangat rendah. Saat itu, masyarakat disiplin menjaga, tidak berkerumun, mobilitas dan interaksi dibatasi, serta selalu menggunakan masker. Alangkah baiknya kita mengulang hal itu lagi," ujar Amelia.

"Bosan, lelah, masalah ekonomi adalah masalah kita semua, termasuk dunia. Namun, kalau kita lelah bersabar sekarang, maka pandemi ini akan sangat panjang dan keterpurukan kita di kesehatan dan ekonomi semakin dalam. Kurangi interaksi dengan banyak orang, jangan jadikan diri kita sumber penular bagi keluarga dan kerabat lainnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com