"(Omzet turun) sekitar 50-70 persen. Biasanya sebelum ada PSBB begini, pembeli banyak yang datang dari luar daerah. Karena pandemi ini, orang-orang jadi susah masuk ke wilayah Jakarta juga. Belum lagi kondisi sekarang suka hujan," katanya.
Sebagai pedagang yang telah berjualan sejak 10 tahun lalu, Irfan merasakan perubahan drastis dari penjualannya menjelang Imlek.
Baca juga: ASN di Solo Dilarang Bepergian ke Luar Kota Selama Libur Imlek
"Biasanya, dua hari menjelang Imlek, barang (dagangan) sudah kosong. Sekarang masih banyak. Angpao saja masih banyak. Biasanya angpao sudah habis (H-2)," paparnya.
Di sisi lain, Yahya selaku pedagang pernak-pernik Imlek justru mengaku menikmati penjualan yang baik tahun ini.
"Kalau orang lain pada mengeluh sama (penjualan) tahun ini, kalau saya pribadi enakan tahun ini jualannya," kata Yahya, yang telah berjualan angpao, lampion, dan sebagainya sejak 2002.
Yahya bahkan mengaku mengalami kenaikan penjualan menjelang Imlek ini.
"(omzet meningkat) enggak jauh sih. Kalau saya (penjualannya) lebih baik tahun ini," jelasnya.
Menurut Yahya, keberaniannya menyetok barang untuk Imlek di saat para pedagang lain enggan berjudi menjadi alasan di balik keberhasilan penjualannya tahun ini.
"Orang lain kan pada takut nyetok barang, kalau saya nyetok barang. Karena feeling lah, main feeling. Ketika agen-agen enggak banyak nyetok, saya ambil barang banyak. Alhamdulillah tepat. Justru jadinya tahun ini saya kurang barang," beber Yahya.
Angpao dengan corak kerbau sesuai dengan shio kerbau emas tahun ini menjadi dagangan Yahya yang paling laku.
"Puncak penjualan saya minggu lalu. Saat itu, angpao corak kerbau masih banyak. Sekarang sisaannya saja. Ini tinggal angpao corak biasa yang masih bisa dijual setelah Imlek, di hari-hari biasa lah," katanya.
Alasan lain di balik penjualan laku keras, menurut Yahya, adalah lokasi jualannya yang terbilang strategis.
"Tempat berjualan saya kan persis dekat pintu masuk (Gedung Chandra). Jadi strategis," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.