Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Petisi Desak Polisi Lanjutkan Penyelidikan Kematian Mahasiswa UI, Akseyna

Kompas.com - 04/05/2021, 16:48 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) tahun 2015, kembali mencuat dan menjadi perbincangan di jagat maya. Kasus itu hingga saat ini belum terungkap.

Tagar Kapolsek Beji Depok mendadak jadi salah satu topik terpopuler dan disoroti sejumlah warganet di jejaring sosial Twitter, Selasa (4/5/2021).

Lewat tagar itu, sejumlah warganet mendesak agar kepolisian, dalam hal ini Kapolsek Beji Depok, untuk mengusut tuntas misteri kematian Akseyna.

"Ayo hukum ditegakkan, supaya kelak bisa menjawab pertanyaan di akhirat, yth pimpinan kapolsek beji depok," tulis akun @RahmadRasya1.

Baca juga: 6 Tahun Kematian Akseyna Masih Gelap, UI: Kasus Telah Diserahkan ke Kepolisian

Warganet juga meminta aparat Polsek Beji turut bergerak mengungkap penyebab kematian Akseya, meski kasus tersebut kini tengah ditangani Polres Metro Depok.

"Kapolsek Beji Depok, ayo bergerak utk kbnrn, (Akseyna)," kicau akun @destatriyugo.

"Kapolsek Beji Depok @DivHumas_Polri pak sudah lihat trending dan petisi atas kasus Akseyna? Ga cuma 1 atau 2 orang loh yang kasusnya minta segera diungkap. Ini banyak pak. Tolonglah, yuk udah 6 tahun loh. Buka telinga, mata dan hati yuk," tulis akun @putriambaar.

Desakan untuk mengusut tuntas kasus tewasnya Akseyna yang diarahkan ke Kapolsek Beji Depok terjadi seiring munculnya petisi berjudul "Lanjutkan Penyelidikan dan Segera Ungkap Pembunuh Akseyna Mahasiswa Universitas Indonesia!" di laman Change.org.

Ayah Akseyna, Marsekal Pertama Mardoto mengatakan, petisi tersebut diinisiasi langsung oleh pihak keluarga bersama dengan kelompok peduli Akseyna beberapa waktu lalu.

Lewat petisi tersebut, pihaknya berharap agar aparat kepolisian melanjutkan penyelidikan kasus kematian Akseyna yang tak kunjung terungkap sejak 2015.

Mardoto mempersilahkan Kompas.com untuk mengutip isi dari petisi yang menargetkan 25.000 tanda tangan tersebut.

"Iya benar. Supaya pihak kepolisian membuktikan untuk bisa menuntaskan," singkat Mardoto kepada Kompas.com, Selasa.

Dalam petisi tersebut, Mardoto meminta agar kepolisian segera mengungkap tersangka pembunuhan Akseyna dan memberikan informasi terkait perkembangan penyelidikan kepada pihak keluarga.

"Kepolisian memberi informasi yang memadai secara berkala pada keluarga dan masyarakat umum terkait proses penyelidikan," kata Mardoto dalam petisinya.

Dalam petisi itu, Mardoto juga meminta pihak UI agar lebih proaktif dan transparan dalam proses penyelidikan kasus kematian Akseyna.

"Pihak Universitas Indonesia, khususnya rektor dan civitas akademik, lebih proaktif dan transparan selama proses penyelidikan," ujar Mardoto.

Baca juga: Kasus Akseyna Dibiarkan Mangkrak 6 Tahun, Polisi Dinilai Sudah Kehilangan Momentum

Hingga pukul 15.40 WIB hari ini, petisi berjudul "Lanjutkan Penyelidikan dan Segera Ungkap Pembunuh Akseyna Mahasiswa Universitas Indonesia!" itu sudah diisi dan ditandatangani oleh 20.030 orang.

"Kami mohon dukungan seluruh rakyat Indonesia agar penyelidikan kasus ini dilanjutkan, lebih gencar dan serius," tutup Mardoto dalam petisinya.

Misteri kematian Akseyna

Akseyna ditemukan tak bernyawa dengan tas berisi batu di punggungnya pada 2015 silam di Danau Kenanga UI, Depok, Jawa Barat.

Kematian Akseyna sempat disimpulkan sebagai akibat bunuh diri oleh kepolisian. Belakangan, polisi meralat kesimpulan itu.

Gelar ulang perkara menemukan, ada lebam di kepala Akseyna yang diduga hasil penganiayaan. Ada kemungkinan mahasiswa jurusan biologi itu diseret menuju danau, terlihat dari robekan sepatu pada bagian tumit.

Dokter yang mengautopsi jasadnya pun menyimpulkan, Akseyna dalam keadaan bernapas saat tenggelam di danau tetapi tidak sadarkan diri sebab ada air dan pasir di dalam badannya.

"Kami berkesimpulan bahwa untuk Akseyna kasusnya bukan bunuh diri namun korban pembunuhan. Itu hasil perkara, sudah terang ini tindak pidana kami pindahkan proses penyidikan dalam rangka membuat terang peristiwa siapa pelakunya," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, pada 4 Juni 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com