Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusmada Faizal Tak Dinonaktifkan, Pemprov DKI Tunggu Hasil Pemeriksaan Dugaan Korupsi oleh Kejati

Kompas.com - 20/05/2021, 22:14 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta sedang menunggu hasil pemeriksaan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta soal dugaan korupsi yang menyeret Kepala Dinas Sumbar Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Yusmada Faizal.

"Kami tunggu saja hasilnya, kami tidak ingin menduga-duga apalagi berlebihan menyikapinya, sikapi secara baik secara bijak proses ini," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI, Kamis (20/5/2021) malam.

Riza mengatakan, Yusmada diperiksa oleh Kejati DKI terkait kasus lama pengadaan alat berat saat menjabat sebagai Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta.

Baca juga: Kejati Panggil Kadis SDA DKI Yusmada Faizal Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Berat Tahun 2015

Pemprov DKI optimis tidak ada masalah dalam kasus tersebut.

"Kami optimis insya Allah tidak ada masalah yang berarti, pemeriksaan itu biasa. Pengecekan pemeriksaan saya kira Pak Yus bisa menghadapi dengan baik," kata Riza.

Pemprov DKI sendiri belum menentukan sikap lantaran Yusmada baru dipanggil Kejati DKI Jakarta untuk dimintai keterangan. Saat ini Yusmada statusnya hanya sebagai terperiksa  dalam dugaan kasus korupsi tersebut. Karena itu Pemprov DKI memilih untuk tidak menonaktifkan sementara Yusmada Faizal.

"Kan statusnya baru diperiksa. Kalau Dirut Sarana Jaya (dinonaktifkan) kemarin sudah (berstatus) tersangka," kata Riza.

Akan diperiksa kembali

Kasi Penerangan Hukum Kejati DKI Jakarta Ashari Syam mengatakan, Yusmada Faizal bersama pihak lainnya yang terkait dengan kasus tersebut akan kembali diperiksa. 

"Semua yang sudah dipanggil memungkinkan untuk dipanggil lagi tergantung fakta yang ditemukan," kata dia.

Yusmada dipanggil untuk dimintai keterangan terkait dugaan korupsi pengadaan alat berat Dinas Bina Marga DKI Jakarta tahun anggaran 2015.

"Betul, YF dimintai keterangan tahap penyelidikan saat itu menjabat Kadis Bina Marga selaku pegawai aktif," ujar Ashari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com