Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2021, 15:38 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Mass Rapid Transit (MRT) merayakan hari jadi ke-13 pada Kamis (17/6/2021).

Perseroan terbatas yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini telah mencetuskan alat transportasi massal bernama MRT.

Pada 24 Maret 2019, Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian perdana fase I MRT yang memiliki panjang rute 15,7 kilometer, terbentang dari selatan Jakarta di Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta Pusat.

Sementara hingga saat ini, pembangunan fase II MRT sepanjang 11,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Ancol Barat di Jakarta Utara sedang berlangsung dan ditargetkan selesai Maret 2025.

Baca juga: Kilas Balik Peresmian MRT Jakarta yang Disambut Sorak-sorai Warga...

Dalam perjalanannya, desain MRT pernah menimbulkan polemik, yakni desain pada bagian lokomotiv-nya.

Disebut mirip "jangkrik tidur"

Inilah penampilan moncong MRT yang dikatakan oleh Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono seperti jangkrik. jakartamrt.co.id Inilah penampilan moncong MRT yang dikatakan oleh Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono seperti jangkrik.

Polemik desain lokomotiv berawal dari ucapan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono.

Sumarsono mengaku kurang menyukai desain MRT. Dari gambar yang ditunjukkan Sumarsono, desain gerbong lokomotif sepintas terlihat seperti kepala seekor jangkrik.

Sumarsono menginginkan agar desain MRT terlihat lebih sporty dan aerodinamis.

"Kayaknya enggak pas, kurang sreg, makanya kami lihat kembali, kan harus gagah. Ini kayak jangkrik tidur. Kalau bisa, diminta yang agak sporty, kayak Apollo. Ini kayak jangkrik. Kok enggak pas ya desainnya," ujar Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2017).

Baca juga: Perjalanan Panjang MRT Jakarta, Dicetuskan Habibie dan Dieksekusi Jokowi-Ahok

Sumarsono mengatakan, pihaknya memanggil perusahaan pembuat MRT tersebut, Nippon Sharyo Ltd dan Sumitomo, untuk membicarakan perubahan desain. 

Meski ada perubahan desain MRT, lanjut Sumarsono, hal tersebut tidak akan mengganggu penyelesaian proyek itu. Pemerintah menargetkan penyelesaian pembuatan MRT pada 2019.

"Ini enggak (mengganggu), ini masih simultan. Paling nunggu perubahan desainnya enggak sampai satu bulan," ujar Soni, sapaan akrabnya.

Sehari berselang, Sumarsono menyebut, Pemprov DKI mengirimkan tim ahli ke Jepang guna mendesain ulang bentuk lokomotif MRT.

Sumarsono menjelaskan, tim ahli yang beranggotakan Bappeda DKI Jakarta, PT MRT, serta Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi DKI Jakarta bakal kembali membicarakan desain lokomotif yang dinilai Sumarsono terlihat seperti "jangkrik".

Baca juga: MRT Jakarta yang Jadi Saksi Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo...

"Kami suruh ke Jepang. Ada Prof Sutanto Deputi Bidang Industri, bersama Bappeda dan MRT akan ke Jepang untuk bicarakan desain," ujar Sumarsono di Balai Kota, Selasa (17/1/2017).

Sumarsono menjelaskan, desain ulang lokomotif itu tidak akan mengubah kontrak yang telah disepakati. Ia mengatakan terdapat klausul kesepakatan untuk membicarakan ulang hal-hal yang sebelumnya telah disepakati dengan sejumlah konsekuensi.

Dampak perubahan desain

Berdasarkan data PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang diperoleh Kompas.com, desain panjang rangkaian kereta sesuai kontrak yang dinilai mirip "jangkrik tidur" adalah 20,5 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com