Laporan itu disebut tak digubris. Isu ini akhirnya mencuat ke permukaan pada Februari 2021 ketika situasi berbalik seperti sekarang--data versi Pusat lebih tinggi.
Wiku Adisasmito pada 25 Februari 2021 mengungkapkan kasus aktif Covid-19 di Depok mencapai 7.096 pasien, sementara Depok melaporkan tinggal 3.740 pasien.
Baca juga: Tapos, Beji, dan Pancoran Mas Catat Pasien Covid-19 Terbanyak di Depok
"Masalah ini sudah disampaikan sejak lama, baik ke pusat maupun ke provinsi. Jadi, saya tuh, meminta kepada satgas pusat untuk konsent terkait data ini. Segera lakukan rekonsiliasi," ucap Dadang kala itu.
"Ini menjadi masalah utama dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, padahal data adalah basis utama kebijakan dan dijadikan input perhitungan zona risiko daerah. Bagaimana zona risiko daerah bisa valid hasilnya, jika diambil dari basis data yang salah," jelasnya.
Dadang tak bisa bicara lebih jauh dari itu ketika masalah klise ini kembali menyeruak. Ia hanya bisa meminta Satgas Pusat agar segera memahami pentingnya rekonsiliasi data antara daerah dan pusat.
Basis data, bagaimana pun, adalah kunci dari pengambilan kebijakan yang tepat untuk merespons tren perkembangan wabah.
"Ayo laksanakan rekonsiliasi data pusat dengan daerah, agar ada kesesuaian data. Karena data digunakan untuk perhitungan zonasi daerah dan kebijakan," jelas Dadang.
"PR Satgas Pusat saat ini, segera laksanakan rekonsiliasi data, karena ini tidak terjadi dengan Kota Depok saja, tapi juga terjadi dengan daerah lainnnya," ia menambahkan.
Sederet pembelaan Dadang bukan bermaksud untuk "membaik-baikkan" keadaan di Depok.
Sebaliknya, Depok saat ini malah sedang gencar-gencarnya menyempurnakan data kasus Covid-19, termasuk di antaranya memperbanyak tes dan lacak walaupun itu berarti laporan jumlah kasus akan semakin tinggi pula.
Per Kamis (5/8/2021), misalnya, ada temuan 1.373 kasus baru, sekaligus rekor terbanyak sepanjang pandemi, lebih tinggi daripada jumlah kasus harian pada puncak gelombang kedua, 5 Juli 2021 lalu (1.336 kasus dalam sehari).
"Penambahan testing sudah pasti akan menambah kasus. Kami akan terus lakukan penambahan testing karena ini komitmen untuk melaksanakan arahan Inmendagri," ungkap Dadang.
Baca juga: Janji Genjot Tes Covid-19 Sesuai Target Mendagri, Satgas Depok: Pasti Akan Menambah Kasus
Sebagai informasi, dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 22 Tahun 2021, Depok diberi target melakukan 5.336 tes dalam sehari, setara 37.352 tes dalam sepekan.
Saat ini, Depok baru dapat melakukan tes di kisaran 14.000-15.000 per pekan selama 3 minggu belakangan, tetapi jumlah itu sudah 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Jumlah tes yang dilakukan Depok saat ini pun tidak menurun walaupun positivity rate berkurang dari 40-an persen sebulan lalu menjadi 25 persen saat ini. Lazimnya, menurunnya positivity rate akan disusul oleh berkurangnya tes.