Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Predator Seksual Cabuli 14 Bocah di Lenteng Agung Selama Setahun

Kompas.com - 18/11/2021, 09:51 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Selatan menangkap pria berinisial F (29) karena melakukan pencabulan terhadap 14 anak laki-laki. Aksi pencabulan itu dilakukan F di sebuah rumah petak di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, sejak Desember 2020.

Aksi pencabulan itu terbongkar oleh orangtua korban yang datang ke rumah tersangka pelaku bersama warga setempat pada Senin (15/11/2021) malam.

Bermodus voucer game online

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah menjelaskan, aksi pencabulan itu terjadi saat tersangka dan para korban bertemu di sekitar lokasi kejadian.

Tersangka dan para korban tinggal berdekatan. Mereka memiliki hobi yang sama, yaitu suka bermain game online.

Baca juga: 14 Anak Korban Pencabulan Pria di Lenteng Agung Bakal Direhabilitasi Psikologis

Tersangka merayu para korban dan mengiming-imingi mereka voucer game online asal mau melakukan apa yang diminta.

"Cara pelaku bisa bujuk korban dengan mengiming-imingi korban beri uang dan top up game dan beri poin game gratis," kata Azis di Mapolres Jakarta Selatan, Rabu (17/11/2021).

Azis mengatakan, pelaku mekancarkan aksi pancabulan setelah korban berhasil dibujuk. Aksi pencabulan dilakukan pelaku di rumah yang selama ini dihuni bersama ibunya.

"Pencabulan mulai dari meraba, memegang kemaluan, oral seks, anal seks, dan beberapa perbuatan lainnya," kata Azis.

Aksi cabul yang berjalan hampir satu tahun itu terbongkar setelah salah satu anak melapor ke orangtuanya mengenai perbuatan tersangka pelaku.

Pada saat penangkapan, tersangka sempat dihakimi orangtua korban dan masyarakat sekitar yang geram. Tersangka pun babak belur.

Azis mengatakan, ada satu dari 14 korban mengalami pencabulan sampai 15 kali sepanjang Desember 2020 hingga November 2021.

Korban yang mengalami pencabulan sampai 15 kali tersebut saat ini mengalami gangguan psikologis.

Tersangka juga melakukan sejumlah perbuatan keji lain. Dia misalnya meminta para korban menonton video adegan seksual sesama jenis sebelum mereka disuruh melakukan aksi serupa. Saat para korban melakukan hal itu, tersangka menyaksikannya.

Pernah jadi korban

Azis mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka mengaku pernah menjadi korban kejahatan seksual serupa.

"Pelaku status belum menikah. Dia juga freelance buka kursus bahasa Inggris. Pengakuan punya trauma sama di masa lalu (menjadi korban pencabulan)," kata Azis.

Tersangka kini dijerat Pasal 76 huruf E juncto Pasal 82 Undang-Undang 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Azis menegaskan, saat ini penyidik masih mendalami keterangan tersangka terkait perbuatan yang dilakukannya terhadap 14 anak itu.

Polisi akan menyelidiki pengakuan tersangka, bahwa pernah menjadi korban cabul, setelah penyidikan kasus pencabulan 14 anak selesai.

"Sementara kami akan memperdalam keterangan pelaku. Untuk keterangan itu, untuk masuk dalam rehabilitasi," kata Azis.

Polres Metro Jakarta Selatan akan menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk menangani kondisi psikologis 14 anak yang menjadi korban pencabulan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com