Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pengeroyokan Anggota Polair dan 2 Warga di Tanjung Priok

Kompas.com - 14/01/2022, 12:30 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Wibowo mengungkapkan kronologi pengeroyokan terhadap anggota polair dan dua warga yang terjadi di Jalan Ende, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu (1/1/2022).

Wibowo menjelaskan, kasus tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB di salah satu warteg yang ada di Jalan Ende.

Awalnya, kata dia, korban berinisial A dan P dalam perjalanan pulang dari rumah saudaranya, bertemu dengan rombongan pelaku yang mengendarai kendaraannya.

Rombongan tersebut memakan cukup banyak badan jalan sehingga mengganggu warga lainnya.

"Pada saat berpapasan, korban menggeber kendaraannya dan mendapatkan respons secara langsung dari rombongan para pelaku yaitu teriakan dan pengejaran oleh rombongan pelaku terhadap korban," kata Wibowo dalam keterangan pers di Mapolres Jakarta Utara, Jumat (14/1/2022).

Baca juga: Polisi Tangkap 14 Pengeroyok Anggota Polair dan 2 Warga di Tanjung Priok

Ketika tiba di tempat kejadian perkara (TKP), kata Wibowo, salah satu pelaku berhasil menghentikan korban A dan P.

Para pelaku lantas menganiaya dan mengeroyok kedua korban.

"Kebetulan saat itu di dalam warteg ada anggota kami, anggota Polri dari kesatuan Polair yang keluar dan datang bermaksud untuk melerai. Namun justru jadi korban pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan oleh rombongan pelaku tadi," jelas Wibowo.

Atas kejadian tersebut, para korban mengalami luka berat, bahkan ponsel korban yang merupakan anggota Polair raib.

Baca juga: Sosok FF yang Ditangkap karena Narkoba adalah Komedian Fico Fachriza

Menurut Wibowo, para pelaku tak merencanakan pengeroyokan tersebut. Kejadian tersebut murni merupakan aksi spontan dari para pelaku.

"Semuanya karena spontan," kata Wibowo.

Atas kejadian ini, polisi menangkap 14 orang di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

"Alhamdulillah kami telah mengamankan 14 orang pelaku, 6 orang pelaku utama pengeroyokan dan penganiayaan dan 8 orang sisanya pelaku yang turut diduga membantu saat pelarian," kata Wibowo.

Baca juga: Cerita Korban Wanprestasi Yusuf Mansur, 11 Tahun Menanti Keuntungan hingga Tuntut Rp 98,7 Triliun

Enam orang pelaku utama diketahui tergabung dalam geng GOPSTR17.

Wibowo mengatakan, dari 14 pelaku itu, terdapat 8 orang yang terindikasi mengonsumsi narkoba, yakni 3 orang dari 6 pelaku utama dan 5 orang dari 8 pelaku lainnya.

Kemudian, dari 6 orang pelaku utama, kata dia, 2 di antaranya masih di bawah umur.

Keenam orang pelaku tersebut telah langsung ditahan, sedangkan 8 orang lainnya tidak ditahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com