Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Tes Antigen/PCR Tak Lagi Membebani Penumpang Bus, tetapi Bikin Khawatir...

Kompas.com - 10/03/2022, 09:42 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Menurut Yusuf, penumpang banyak yang merasa takut, jika tidak melakukan tes Covid-19 sebelum berangkat, maka akan tetap dipaksa tes dalam perjalanan.

"Mereka takut kalau enggak antigen di sini, nanti bakal diwajibkan antigen setibanya di Pelabuhan Merak atau di Bakauheni," kata Yusuf.

Dengan melakukan tes sebelum perjalanan, lanjut Yusuf, penumpang berkesempatan melakukan tes di tempat murah.

"Kan kalau di pelabuhan harganya Rp 80.000, kalau di sini bisa jauh lebih murah. Dan enggak perlu repot dicolok-colok hidungnya sebelum nyeberang," imbuh Yusuf.

Baca juga: Tak Tahu Penghapusan Syarat Tes Covid-19 Belum Berlaku, Calon Penumpang Tak Bawa Hasil PCR/Antigen ke Bandara

Belum berdampak ke trafik penumpang

Kendati demikian, pada penerapan kebijakan di hari pertama, Rabu (9/3/2022) aturan tersebut disebut belum berdampak pada trafik jumlah penumpang.

"Sampai hari ini belum terlihat ada peningkatan, karena aturan tersebut baru mulai diterapkan. Semoga besok sudah mulai terlihat," kata Revi menjelaskan kondisi Terminal Kalideres pada Rabu siang.

Sejumlah agen PO di Terminal Kalideres seperti PO Haryati, PO Harapan Jaya, PO Almira, dan PO NPM, mengatakan bahwa belum terlihat adanya perubahan trafik penumpang pada penerapan hari pertama.

"Sekarang masih belum ada peningkatan, kan baru semalam. Masih normal. Penumpang kadang masih ada yang kasih antigen, " kata Eko dari PO Haryadi.

Keadaan serupa juga terjadi di Terminal Grogol, Jakarta Barat. Lina (28) pengelola PO Murni Jaya Terminal Grogol mengatakan, aturan terbaru tentang penghapusan syarat hasil tes Covid-19 belum berpengaruh terhadap trafik di sana.

Baca juga: Tak Tahu Aturan Baru, Sejumlah Penumpang Bus Masih Tunjukkan Hasil Tes Antigen di Terminal Kalideres

"Penumpangnya sama saja sih, masih segini saja jumlahnya, masih normal. Jumlah normal selama pandemi itu sekitar 32 penumpang sehari, itu pun gabungan sama (Terminal) Kalideres, Poris, dan lainnya," kata Lina di Terminal Grogol, Rabu.

Pengelola PO Kramat Jati Terminal Grogol, Agung (40), menyampaikan hal serupa. Jumlah penumpang masih normal.

"Biasa aja sih, enggak ada peningkatan. Sehari bisa 30-40 kursi. Tapi itu gabungan dari terminal lain," kata Agung di tempat yang sama.

Sementara itu, Gepeng (38), pengelola bus Agra Mas mengaku tidak heran jika jumlah penumpang belum meningkat.

"Orang mudik itu bukan cuma bermodal bayar tiket dan antigen. Kalau bukan darurat, mereka juga harus berhitung pengeluaran, harus bawa uang ke kampung. Sedangkan kondisi saat ini masyarakat serba susah, mencari uang susah," ujarnya.

Baca juga: Naik Kereta Tak Wajib Tunjukkan Hasil Tes Covid-19, Warga: Harus Waspada, Jangan Sampai Lengah

Sementara itu, berdasarkan pantauan di Terminal Kalideres dan Terminal Grogol pada Rabu siang, trafik penumpang terlihat masih belum ramai.

Lalu lalang calon penumpang sebelum keberangkatan bus masih terlihat rapi ketika duduk di ruang tunggu. Tidak ada kepadatan penumpang, apalagi penumpukan.

Beberapa penumpang terlihat mulai memasuki bus yang bertuliskan tujuan kota masing-masing.

Namun, tidak terlihat bus yang terisi penuh dalam sekali angkut penumpang di terminal. Hanya beberapa orang saja yang menumpang.

Para agen bus pun terlihat menawarkan tarif perjalanan paling manis pada sedikitnya pengunjung terminal yang melintas.

Baca juga: Pengelola Bandara Soekarno-Hatta: Penumpang di Bawah 6 Tahun Tak Wajib Bawa Hasil Tes Covid-19

Menyikapi kondisi ini, Adi dari PO Almira Kalideres berharap, dengan dipermudahnya persyaratan penumpang, maka akan menaikkan trafik penumpang bus AKAP.

"Dengan digelar aturan ini, saya yakin jumlah penumpang bakal ramai lagi, meriah lagi," pungkas Adi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com