Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Asal Kebumen yang Tewas Ditikam di Bekasi Baru Menetap Selama 2 Bulan

Kompas.com - 22/03/2022, 20:01 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - IN (22), seorang perempuan yang tewas ditikam oleh orang tak dikenal, diketahui datang dari kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah dan baru dua bulan menetap di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Hal ini disampaikan Weng, pengurus kontrakan yang selama ini menjadi tempat tinggal sementara korban.

"Baru dua bulan tinggal di sini. Kayaknya merantau ke sini," kata Weng kepada wartawan di Bekasi, Selasa (22/3/2022).

Weng mengaku jarang melihat dan hanya bertemu sesekali ketika korban sedang libur bekerja.

"(Aktivitasnya) cuci jemur baju biasanya, kita kalau ketemu," tambah Weng.

Baca juga: Seorang Perempuan Ditikam di Bekasi, Sempat Teriak Minta Tolong Sebelum Meninggal

Senada dengan Weng, seorang penghuni kontrakan bernama Cindy (20) juga jarang melihat dan bersosialisasi dengan korban.

"Kalau yang kita tahu, (dia) jarang bersosialisasi. Paling lihat dia jemur doang," kata Cindy.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan, pada saat peristiwa penikaman terjadi, IN diketahui hendak pergi ke pabrik tempatnya bekerja.

Namun, ketika sedang berjalan kaki, dia tiba-tiba ditikam oleh orang yang tak dikenal.

Baca juga: Seorang Perempuan Ditikam di Bekasi, Tunangan Korban Sempat Berteriak Minta Tolong

IN langsung tersungkur dan berteriak meminta tolong.

Teriakan korban terdengar oleh seorang saksi yang kala itu mengaku sedang berada di rumah.

"Saksi yang mendengar teriakan, langsung keluar rumah dan melihat korban sudah bersimbah darah," kata Gidion dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/3).

Tunangan korban yang berada di lokasi kejadian berusaha membantu korban dan berteriak minta tolong.

Namun, tidak lama kemudian korban meninggal di lokasi kejadian akibat luka tikaman di perut sebelah kiri.

Gidion sendiri belum dapat memastikan motif pembunuhan terhadap buruh perempuan tersebut.

Namun, menurut dia, peristiwa penikaman yang membuat korban hingga tewas di tempat itu bukan tindak kejahatan begal.

Dugaan ini diperkuat dengan barang pribadi milik korban berupa tas dan telepon genggam yang tidak diambil pelaku.

Gidion menambahkan, pihaknya juga masih menggali keterangan beberapa saksi yang mengetahui peristiwa tersebut.

"Tiga orang saksi sudah diamankan untuk kita mintai keterangan," tutur Gidion.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com