Menurut Agus, saat dievakuasi pihak berwajib, para korban terluka dan korban meninggal sudah keluar dari bus.
"Ya setelah kosong penumpang itu, baru mereka datang," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Salah Satu Korban Kecelakaan di Ciamis, Banyak Lansia Trauma tapi Terus Ditanya Polisi
Agus berujar, pihak yang berperan banyak membantu mengevakuasi para korban adalah pihak desa dan masyarakat setempat.
Tokoh masyarakat juga turut berperan usai kecelakaan itu terjadi.
Dalam kesempatan itu, Agus menyebutkan bahwa kendaraan yang mengangkut mereka mestinya mampu melalui jalur terjal di Jawa Barat.
Hal itu diketahui berdasarkan pernyataan sopir sendiri.
"Sebenarnya saya juga sudah ingatkan juga ke sopir, 'Pak sopir gimana terkait kendaraan?'. Kata sopir, 'Alhamdulilah, Pak, bisa ini'," sebut Agus.
Karena itu, Agus menduga kecelakaan tersebut bukan disebabkan rem blong. Jika rem blong, kata Agus, sopir bakal menyadari hal tersebut begitu memasuki jalanan yang menurun.
Baca juga: Cerita Anak Peziarah Meninggal dalam Kecelakaan di Ciamis, Neneknya Selamat karena Beda Bus
Namun, sebelum kejadian, perjalanan mereka masih lancar saat mulai melintasi jalan menurun.
Di tengah perjalanan melintasi jalan menurun, Agus menduga, sopir salah memindahkan persneling ke dua atau tiga sehingga laju bus tak bisa ditahan.
Sopir kemudian tiba-tiba panik dan berteriak "Allahu Akbar". Mobil yang ditumpangi puluhan peziarah itu pun mengalami kecelakaan.
"Ini mungkin mengalami error pada saat pemindahan gigi kendaraan itu. Kemungkinan pada saat itu berada di gigi dua atau tiga," tutur Agus.
Agus juga menyinggung soal keberadaan sopir bus yang hingga kini belum diketahui.
"Sekarang sopir kendaraan belum ketahuan dia posisi di mana," ucap Agus.
Baca juga: 16 Warga Tangerang Kecelakaan Lalu Lintas di Ciamis, 1 Korban Meninggal dan 15 Luka-luka
Terkait dugaan kecelakaan disebabkan kelalaian sopir, Kapolres Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhankoro mengatakan akan menyelidikinya lebih lanjut.