Salah satunya, Nova Harivan Paloh yang bertanya berkait proses perekrutan PJLP oleh DLH DKI.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kasi Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Sudin DLH Kepulauan Seribu Glen Wanara menyatakan bahwa pihaknya memang tak melakukan tes psikologi saat merekrut PJLP.
"Yang kurang kami lakukan penilaian dari tes psikologi, karena itu kami belum ada. Maksudnya, (tes psikologi) tidak dipersyaratkan," papar Glen.
Baca juga: Perempuan Bawah Umur Diperkosa ABK dan Petugas Kebersihan Dalam Kapal di Dermaga Kali Adem
Sejumlah anggota komisi D DPRD DKI lantas mengusulkan berbagai macam langkah agar peristiwa serupa tak terulang kembali.
Salah satunya agar DLH DKI mengadakan tes psikologi saat merekrut PJLP.
"Alangkah baiknya, ke depan, kalau bisa mungkin di tahun berikutnya diadakan juga. Perekrutan ditambahkan dengan tes psikologi. Saran saja, boleh didengar, dikaji lebih dalam," ujar Nova.
Dalam kesempatan yang sama, Ida Mahmudah mengusulkan DLH DKI agar segera memberikan trauma healing.
Sebab, korban dinilai pasti mengalami trauma berkepanjangan akibat pemerkosaan tersebut.
Baca juga: Minta Kliennya Dibebaskan, Kuasa Hukum Dokter yang Bakar Bengkel di Tangerang Ajukan Banding
"Jangan berpikir bahwa si pelaku sudah ditahan, lalu kita biarkan si korban ini menanggung sendiri. Saya berharap ada bantuan secara maksimal apa yang harus dilakukan. Saya berharap ada langkah-langkah itu," ujar Ida.
Ditemui usai rapat, Asep Kuswanto mengaku DLH DKI belum memberikan trauma healing kepada korban hingga Selasa ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.