Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Sibuk Menyangkal Fenomena "SCBD", Pemkot Depok Diminta Fokus Benahi Ruang Publik dan Transportasi Umum

Kompas.com - 30/07/2022, 12:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menyesalkan sikap Pemerintah Kota Depok yang terus menyangkal bahwa warganya ikut meramaikan ruang publik di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. 

Daripada terus melontarkan penyangkalan, Nirwono menyarankan Pemkot Depok fokus saja dalam mengevaluasi keberadaan ruang publik di kota tersebut. 

"Lebih baik Pemkot Depok mengevaluasi kembali keberadaan ruang-ruang publik/taman kotanya yang sebenarnya tidak banyak juga. Apakah mudah diakses warga, apakah terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda?" kata Nirwono kepada Kompas.com, Sabtu (30/7/2022).

Baca juga: Saat Pemkot Depok Menyangkal Warganya Ikut Citayam Fashion Week dan Terdiskredit Istilah SCBD...

Nirwono menegaskan, Pemkot Depok harus melakukan evaluasi secara serius untuk mengetahui penyebab anak muda di Depok enggan menggunakan fasilitas publik di kota tersebut. 

Bahkan jika perlu, Pemkot Depok bisa mengadakan riset dengan bertanya langsung ke warga.

"Pemkot dapat menanyakan fasilitas apa yang dibutuhkan mereka agar dapat berkegiatan di ruang publik/taman kota yang disediakan Pemkot Depok tersebut," ujarnya. 

Nirwono pun menilai salah satu faktor yang membuat remaja dari kawasan penyangga ibu kota lebih memilih ke kawasan Dukuh Atas dibandingkan menongkrong di kotanya sendiri adalah akses transportasi umum. 

Baca juga: Support Ridwan Kamil untuk Warga SCBD dan Penyangkalan Pemkot Depok

Dengan menggunakan KRL Commuter Line, muda-mudi dari kawasan penyangga Jakarta bisa mencapai Dukuh Atas dengan mudah dan murah. 

Oleh karena itu, selain penyediaan ruang publik, sektor transportasi umum ini juga menjadi salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. 

"Itu yang harus dievaluasi Pemkot Depok, apakah ruang-ruang publik sudah mudah dan murah untuk dicapai warga dengan angkutan umum? Lalu, apakah angkutan umumnya sudah nyaman dan aman bagi warganya?" ujar dia. 

Nirwono menilai penyediaan ruang publik dan transportasi umum ini jauh lebih penting ketimbang Pemkot Depok sibuk membantah bahwa warganya tak ikut menongkrong di Dukuh Atas. 

"Lagipula bagaimana mungkin Pemkot bisa memastikan tidak ada warga Depok yang nongkrong di dukuh atas? Jelas tidak mungkin pemkot mengecek warganya setiap hari disana," kata Nirwono.

 

Penyangkalan Pemkot Depok

Tiga remaja asal Kampung Pulo, Depok berpose di pedestarian kawasan berorientasi transit Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2022) malam.KOMPAS.com/Tria Sutrisna Tiga remaja asal Kampung Pulo, Depok berpose di pedestarian kawasan berorientasi transit Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2022) malam.

Wali Kota Depok Mohammad Idris sebelumnya menyatakan, warganya tidak ikut nongkrong di "Citayam Fashion Week" di Dukuh Atas, Jakarta, sebagaimana yang diviralkan di media massa dan media sosial.

Idris memastikan jika kumpulan remaja yang mejeng dan pamer busana di lokasi tersebut bukan warga Depok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com