Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Citayam Fashion Week" Mulai Sepi, Ini Penjelasan Pengamat Sosial

Kompas.com - 11/08/2022, 14:32 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena aksi peragaan busana atau "Citayam Fashion Week" di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, tak lagi ramai seperti beberapa waktu terakhir.

Menanggapi sepinya aksi pamer fesyen yang sempat viral itu, Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyebutkan ada dua faktor menjadi penyebab sepinya kawasan Dukuh Atas belakangan ini.

"Pertama karena sudah ada pelarangan untuk bisa menggunakan fasilitas publik itu untuk memamerkan keunggulan fesyen," ujar Devie saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Sepi Remaja SCBD, Kini Tidak Ada Lagi Aksi Citayam Fashion Week di Dukuh Atas

Kemudian faktor kedua, ketenaran "Citayam Fashion Week" di ranah digital yang sudah tak sepopuler seperti beberapa waktu belakangan ini.

"Namanya dunia digital itu masa viralitas masa ketenaran dan sebagainya itu masanya sangat cepat, sangat fluktuatif karena memang algoritma sosialnya itu cepat," ucap Devie.

"Biasanya popularitas juga sangat singkat karena akan selalu ada konten-konten baru yang menarik yang kemudian menarik perhatian publik lagi," sambung dia.

Menurut Devie, kepopuleran ajang pamer fesyen itu tercipta secara alami, bermula saat seorang konten kreator membuat konten dengan mewawancarai mengenai pakaian yang dikenakan remaja yang menongkrong di kawasan Dukuh Atas.

Kemudian hal itu diikuti oleh konten kreator lainnya membuat konten serupa sehingga ketenaran aksi peragaan busana itu semakin terkenal di kalangan masyarakat.

Baca juga: Baim Wong Datangi Dukuh Atas, Ngetes Dibenci Remaja Citayam Fashion Week Atau Tidak

Sehingga para konten kreator tersebut, ujar Devie, memiliki jasa besar dalam mengangkat viralnya "Citayam Fashion Week".

"Tapi karena nature-nya ruang digital itu cepat, ketika sesuatu yang sudah naik maka potensi untuk turun sangat singkat juga," kata Devie.

Meskipun muncul beberapa rencana "Citayam Fashion Week" akan dipindahkan ke Sarinah, Monas hingga ke Kota Tua. Devie menilai akan tetap mendapatkan animo masyarakat asalkan tidak menghilangkan ciri khas dari "Citayam Fashion Week".

"Kekuatan CFW ini kan orisinalitasnya tidak ada aturan, tidak ada pakem, menjadi ruang ekspresi anak muda yang sedang mencari jati diri," ujar Devie.

"Kalau dipindahkan, bisa jadi nanti akan disiapkan oleh organisasi atau institusi lain, mungkin ini akan berbeda karena nanti sifatnya akan menjadi event," imbuh dia.

Baca juga: Ada Potensi Konflik Warga Dukuh Atas dengan Kelompok Kecil di Citayam Fashion Week

Kendati demikian, Devie mengungkapkan, CFW berpeluang kembali ramai jika dipindahkan ke tempat yang baru asal bisa dikelola dengan baik.

"Tapi saya tetap optimis kalau memang semangat kebebasan berekspresinya tetap dijaga, berpeluang tetap menjadi hal yang besar karena paling tidak, ini sejalan dengan semangat algoritma digital yang selalu merindukan kebaruan," tutur dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com